Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBMI Siapkan Kenaikan Ongkos Bongkar Muat Kargo di Priok

Asosiasi perusahaan bongkar muat Indonesia (APBMI) menyiapkan kenaikan ongkos pelabuhan pemuatan/ongkos pelabuhan tujuan (OPP/OPT) atau biaya layanan bongkar muat untuk jenis kargo umum, breakbulk maupun peti kemas domestik di Pelabuhan Tanjung Priok.
Peti kemas/Ilustrasi-Bisnis
Peti kemas/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi perusahaan bongkar muat Indonesia (APBMI) menyiapkan kenaikan ongkos pelabuhan pemuatan/ongkos pelabuhan tujuan (OPP/OPT) atau biaya layanan bongkar muat untuk jenis kargo umum, breakbulk maupun peti kemas domestik di Pelabuhan Tanjung Priok.

Ketua DPW APBMI DKI Jakarta, Yuswandi Kristanto mengatakan, adapun besaran prosentase kenaikan tarif tersebut masih dipersiapkan oleh tim internal APBMI DKI untuk selanjutnya dilakukan pembahasan dengan asosiasi pelaku usaha terkait dan stakeholders.

"Kami mengusulkan adanya kenaikan OPP/OPT di Pelabuhan Priok karena kami selaku perusahaan bongkar muat sekarang ini harus menutupi dua kali kenaikan upah buruh sedangkan OPP/OPT dari tahun 2012 belum naik,"ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21-4-2016).

Dia mengatakan, saat ini tim internal APBMI DKI Jakarta sedang menyusun tata hitung kenaikan tarif tersebut, yang salah satu point alasan kenaikan yakni mempertimbangkan kenaikan upah tenaga kerja bongkar muat (TKBM) yang sudah diberlakukan di pelabuhan Priok.

"Dimana tahun 2015 kenaikan upah TKBM di pelabuhan Priok sebesar 20% dan tahun ini upah TKBM sudah diberlakukan naik 8,92%,"paparnya.

Saat ini, OPP/OPT di Pelabuhan Tanjung Priok untuk bongkar muat jenis breakbulk atau general cargo (ikan beku, kaca, steel pip, tiang pancang, keramik dan curah cair dalam drum) berstatus fios term Rp.81.075 per ton/m3, sedangkan untuk liner term Rp.66.403 per ton/m3.

Adapun untuk petikemas isi ukuran 20 feet dengan status container yard to container yard dikenakan Rp.500.000/ bok sedangkan ukuran 40 feet Rp.750.000/bok.

Ketua BPD Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) DKI Jakarta, Subandi mengatakan pemilik barang belum pernah dilibatkan dalam pembahasan rencana penaikan tarif OPP/OPT di Pelabuhan Priok.

"Belum ada pembahasan dengan kami jadi kami belum bisa menanggapi masalah ini,"ujarnya dikonfirmasi Bisnis,Kamis (21-4-2016).

Sementara itu, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Widijanto mengatakan, ditengah masih lesunya kegiatan perdagangan melalui pelabuhan Priok saat ini hendaknya semua unsur pelaku usaha di pelabuhan dapat menahan diri untuk tidak membuat biaya logistik bertambah.

"Sepanjang tahun ini saja aktifitas order forwarder di Priok merosot hingga 40 persen karena kegiatan perdagangan masih lesu,"ujar Widijanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhmad Mabrori
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper