Bisnis.com, JAKARTA--Impor bahan baku/pendukung diprediksi meningkat pada kuartal II/2016 setelah mengelami penurunan pada kuartal pertama tahun ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai surplus pada neraca perdagangan baik Maret maupun akumulasi kuartal I/2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, surplus perdagangan baik Maret maupun kuartal I/2016 anjlok masing-masing 51,96% dan 29% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Surplus perdagangan Maret 2016 juga turun 57% dibandingkan Februari 2016 dari US$1,14 miliar menjadi US$0,49 miliar.
Dari sisi penggunaan barang, hanya impor barang konsumsi saja yang mengalami kenaikan signifikan 23,74% sepanjang kuartal I/2016 (year on year/yoy). Sementara impor bahan baku/penolong dan barang modal menurun 15,21% dan 18,21%.
Kepala Ekonomi PT Bank Central Asia Tbk David Sumual optimistis impor bahan baku dan barang modal bakal meningkat pada kuartal II/2016. Perbaikan dimulai dari belanja pemerintah yang meningkat. Disusul investasi sektor swasta yang mulai bergerak.
Kebijakan bank sentral melonggarkan kebijakan moneter melalui penurunan suku bunga sedikit banyak menjadi faktor pendorong peningkatan ini. Sektor properti menjadi salah satu sektor yang bakal terpengaruh positif.
“Ketika suku bunga sudah di bawah, [investasi] mulai bergerak,” tuturnya kepada Bisnis.com, Jumat (15/4/2016).
Sementara itu, Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede membenarkan menurunnya impor bahan baku mengindikasikan belanja modal pada awal tahun ini sedikit menurun. Namun, dia menilai kondisi ini hanya bersifat musiman.
“Kami perkirakan impor bahan baku dan barang modal meningkat akhir tahun ini seiring dengan kenaikan belanja pemerintah,” ungkapnya.
Total realisasi belanja kementerian/lembaga pada triwulan I/2016 tercatat Rp82,7 triliun atau 10,6% dari total pagu belanja K/L dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang mencapai Rp784,13 triliun.
Impor Bahan Baku Bakal Membaik pada Kuartal II Tahun Ini
Impor bahan baku/pendukung diprediksi meningkat pada kuartal II/2016 setelah mengelami penurunan pada kuartal pertama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Fauzul Muna
Editor : Rustam Agus
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

5 jam yang lalu
Para Pembeli Emas Antam yang Masih Boncos Awal Mei 2025

18 jam yang lalu
Beda Arah BlackRock dan JP Morgan di United Tractors (UNTR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

14 menit yang lalu
Dulu Terbatas, Kini Pulau Parit Bisa Nikmati Listrik PLN 24 Jam

34 menit yang lalu
May Day: Serikat Buruh Minta Prabowo Naikkan Upah 10%
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
