Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalan Sudirman Masih Jadi Pilihan Utama Pembangunan Perkantoran Baru

Koridor sepanjang Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, masih akan menjadi area utama yang dibidik pengembang untuk membangun menara perkantoran baru dalam lima tahun mendatang.
Ilustrasi-Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta Pusat/Reuters-Darren Whiteside
Ilustrasi-Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta Pusat/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA - Koridor sepanjang Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta, masih akan menjadi area utama yang dibidik pengembang untuk membangun menara perkantoran baru dalam lima tahun mendatang, meski masih dibayang-bayangi perlemahan permintaan akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Konsultan Properti Colliers International Indonesia memproyeksikan, wilayah Sudirman masih menjadi magnet bagi pengembang dan pemilik lahan untuk mengembangkan properti mereka.

Keseriusan pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan mass rapid transit atau MRT sepanjang Sudirman juga memberi nilai tambah bagi koridor tersebut.

Selain itu, Pemerintah DKI Jakarta pun telah meningkatkan koefisien lantai bangunan (KLB) untuk sejumlah area di sekitar bakal stasiun MRT. Pemilik lahan di wilayah tersebut diizinkan untuk meningkat ukuran dan tinggi bangunan mereka.

“Sejak kuartal pertama 2016, pengembang mulai mempersiapkan lahan untuk memulai konstruksi menara perkantoran baru. Selain itu, sejumlah bangunan kecil yang telah ada pun akan dibangun kembali menjadi bangunan perkantoran high-rise di Sudirman,” ungkap Ferry Salanto, Associate Director Colliers Indonesia, dalam publikasinya yang dikutip Jumat (15/4/2016).

Ferry mengungkapkan, Sudirman akan menjadi wilayah kontributor utama untuk penambahan ruang perkantoran baru di wilayah pusat bisnis atau CBD hingga 2019, di samping Jl. MH Thamrin dan Jl. HR Rasuna Said. Tahun ini, akan ada dua menara perkantoran yang dijadwalkan beroperasi di Sudirman, yakni Sinarmas MSIG dan International Finance Centre 2, masing-masing 75.000 m2 dan 50.000 m2.

Total pasokan baru ruang perkantoran di CBD hingga 2019 mendatang diproyeksikan mencapai 2,1 juta m2. Sebanyak 42% di antaranya akan dibangun di koridor Sudirman. Sudirman akan memperoleh rata-rata pasokan baru 220.000 m2 tiap tahun sejak 2016 hingga 2019, sementara koridor lain di CBD hanya berkisar antara 65.000 m2 hingga 70.000 m2 di periode yang sama.

“Sektiar 880.000 meter persegi dari total proyeksi pasokan baru yang dikontribusikan 11 menara perkantoran akan berada di Sudirman di 2019,” kata Ferry.

Secara total, pasokan ruang perkantoran baru di CBD akan bertumbuh hampir 11% per tahun dan total pasokan akan mencapai 7,4 juta m2 di 2019 mendatang. Namun, tingginya pertumbuhan pasokan diproyeksikan jauh melampaui pertumbuhan permintaan, sehingga akan menekan okupansi dan harga sewa.

Okupansi rata-rata untuk semua kelas berkisar pada 88,6%, turun dari periode yang sama tahun lalu yang masih di level 93,6%. Sementara itu, sekitar 12 menara perkantoran menurunkan penawaran harga sewa sebesar 20%--30% dibandikan kuartal sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper