Bisnis.com, SEMARANG - Badan Penanaman Modal Daerah (BPMD) Jawa Tengah mengakui investor yang berekspansi bisnis di wilayah setempat mayoritas industri padat karya.
Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Jateng Sujarwanto Dwiatmoko memaparkan kebanyakan investor menanyakan perihal ketersediaan tenaga kerja dan lahan, karena ingin membuka usaha baru maupun ekspansi bisnis untuk sektor industri padat karya.
Dengan pertanyaan tersebut, pihaknya menjelaskan kondisi sosial dan kultur masyarakat di wilayahnya. "Masyarakat Jateng itu tersebar dimana mana. Kalau dibutuhkan, kami sosialisasikan bahwa ada banyak perusahaan yang menampung kerja," ujarnya saat ditemui Bisnis, baru baru ini.
Pihaknya menyakinkan kepada investor baru untuk membangun perusahaan dengan jaminan kenyamanan dan keamanan mulai dari perizinan hingga pascakonstruksi.
Apalagi, kata Sujarwanto, pemerintah pusat memberikan kemudahan kepada pelaku usaha dengan memangkas puluhan izin, yang menghambat proses investasi di daerah. "Di wilayah kami sangat potensial, ada tujuh kawasan industri. Disusul daerah lain untuk bangun spot industri," terangnya.
Di satu sisi, sejak pemerintah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi yang salah satunya mempercepat perizinan investasi, BPMD Jateng menangkap peluang tersebut untuk memberikan kemudahan bagi investor.
Memang syarat utama pelaku usaha mendapatkan layanan izin tiga jam yakni berinvestasi dengan nilai di atas Rp100 miliar atau mempekerjakan tenaga kerja minimal 1.000 orang.
Jika salah satu terpenuhi, katanya, pengusaha mendapatkan layanan cepat perizinan tiga jam tersebut. "Yang penting berminat dan serius, jangan terpaku pada nilai juga sebenarnya. Nah, kami beri kemudahan maksimal, "ujarnya.
Program tersebut rencananya diberlakukan di tiga kawasan industri, yakni kawasan industri Bukit Semarang Baru (BSB) Semarang, kawasan Wijaya Kusuma Semarang, dan kawasan industri Kendal.
Dia berharap para pengusaha mau berinvestasi di kawasan industri, dengan jaminan perizinan yang mudah dan kenyaman serta keamanan terjamin. Dengan banyaknya investasi yang masuk Jateng, katanya, akan berdampak pada kesejahteraan untuk masyarakat.
Menurut Sujarwanto, tahun ini sudah banyak investasi yang masuk ke Jateng, yang didominasi industri padat karya meliputi garmen, tekstil, otomotif, industri makanan dan minuman serta industri jasa telekomunikasi.
Dia meminta pemerintah kabupaten dan kota di Jateng memperbanyak kawasan industri baru di daerahnya masing-masing. Dengan harapan, akan banyak investasi yang masuk di daerahnya. "Kami minta pemda di masing masing kabupaten/kota siap bikin kawasan industri. Yang perlu dipacu yakni Perda RTRW," terangnya.
Dia menjelaskan, Pemprov Jateng sudah mendorong agar kabupaten/ kota membuka kawasan industri baru, karena sesuai dengan peraturan pemerintah (PP) No 142/2015 tentang kawasan industri, pendirian industri baru harus berada di kawasan industri.
Bila suatu daerah tidak membangun kawasan industri baru, kata Sujarwanto, dianggap akan menghambat investasi yang akan masuk.