Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PRODUKSI GULA: Pemerintah Konversi 30.000 Hektare Lahan

Pemerintah akan mengonversi total 30.150 hektare lahan perkebunan yang kurang produktif untuk menjadi lahan tebu, guna mendongkrak produksi gula kristal putih (GKP) oleh pabrik-pabrik gula milik negara (pabrik gula BUMN).
Gudang gula/Ilustrasi
Gudang gula/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah akan mengonversi total 30.150 hektare lahan perkebunan yang kurang produktif untuk menjadi lahan tebu, guna mendongkrak produksi gula kristal putih (GKP) oleh pabrik-pabrik gula milik negara (pabrik gula BUMN).

Dari draf yang dipublikasikan stakeholder industri gula nasinal termasuk PG BUMN, Asosiasi Gula Indonesia (AGI), dan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), terungkap ada beberapa komoditas yang lahannya akan dialihfungsikan yaitu kelapa sawit, karet, teh, dan kopi.

Ketua Dewan Pengarah Asosiasi Gula Indonesia (AGI) yang juga merupakan Dirut PTPN XI, Dolly Pulungan menyampaikan upaya konversi lahan ditempuh untuk dapat meningkatkan produksi gula BUMN menjadi 3 juta ton, dari tahun lalu 1,5 juta ton.

“Ada beberapa upaya yang dilakukan, salah satunya adalah konversi lahan. Selain itu dana PMN [Penyertaan Modal Negara] juga akan kami gunakan untuk menggenjot efisiensi pabrik agar lebih bagus produksinya,” ungkap Dolly dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (4/4/2016).

Dolly menyampaikan saat ini pabrik-pabri gula BUMN telah mulai memproses dan menanami tebu di lahan-lahan konversi tersebut. sejauh ini, PTPN XI misalnya, telah menanam sekitar 300 hektare dari total 11.989 hektare lahan yang akan dikelola perusahaan tersebut.

Dolly menyebutkan butuh 1 tahun untuk dapat memanen tebu di lahan konversi tersebut, sehingga hasilnya akan berdampak pada produksi gula di tahun berikutnya. Adapun, untuk tahun ini, PG BUMN ditargetkan dapat memproduksi 1,6 juta ton gula konsumsi.

Dari draf yang sama, diungkapkan lahan perkebunan yang dikonversi terletak di beberapa daerah seperti di Cilacap, Banyumas, Brebes, Pekalongan, Jepara, Kendal, dan Karanganyar. Adapun, lahan yang dikonversi merupakan milik perusahaan BUMN lain yang mengusahakan komoditas perkebunan selain tebu.

Dolly mengatakan lahan-lahan tersebut akan dikelola hingga meiliki produktivitas mumpuni, mencapai 95 ton tebu per hektare, dengan rendemen mencapai 10, jauh di atas rata-rata tebu nasional yang memiliki rendemen tak lebih dari 7%.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) yang juga merupakan Wakil Ketua Tim Panja Gula DPR RI, Abdul Wachid mengapresiasi langkah pemerintah yang memanfaatkan lahan komoditas lain yang kurang produktif untuk dapat ditanami tebu.

“Konversi ke tebu ini juga luar biasa, yang diarahkan untuk PTPN IX itu sampai hampir 12.000 hektare. Kita tahu karena karet itu sekarang tumbuhannya sudah tua-tua, harga karet hancur, itu harus dikonversi,” kata Wachid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper