Bisnis.com, HAINAN—Pemerintah menjanjikan perizinan lahan pembangunan smelter perusahaan tambang asal China Virtue Dragon Nickel Industry yang bermasalah bisa rampung dalam kurun waktu satu bulan.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai melakukan pertemuan dengan para pimpinan Virtue Dragon di sela kunjungan kerja di Sanya, Hainan, China, pekan lalu.
“Bisa sebulan lah, tadi dijanjikan sebulan soal perijinan saja untuk daerah-daerah tertentu,” katanya.
Virtue Dragon berencana membangun pabrik feronikel di Konawe, Sulawesi Tenggara dengan total investasi mencapai US$5 miliar sampai 2020, diawali dengan tahap pertama pembangunan smelter senilai US$1 miliar. Secara total, kapasitas produksi ditargetkan bisa mencapai 3 juta feronikel per tahun.
Investasi akan dilakukan dalam tiga tahap pengembangan kapasitas produksi, yakni pembangunan smelter di lahan seluas 100 Hektar, dua pembangunan fasilitas produksi masing-masing menggunakan lahan 200 Ha. Virtue Dragon merupakan perusahaan pertama yang menempati kawasan industri Konawe di Sulawesi Tenggara.
Kalla menjelaskan terdapat persoalan lahan dengan pengelola kawasan industri di lokasi pembangunan. Intinya, penyediaan lahan belum selesai siap namun pembangunan berjalan.
Ke depan, pemerintah menjamin persoalan lahan itu segera diatasi, dan menyerahkan penyelesaian kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kepala BKPM Franky Sibarani menambahkan, persoalan terjadi karena terdapat irigasi di kawasan industri sehingga penggunaan lahan harus melalui koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Tata Ruang dan Agraria.
“Itu pelajaran bahwa izin itu tidak bisa langsung efektif tanpa adanya lahan yang tersedia dengan clear dan dengan sinergi,” tegas Kalla.