Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) membenarkan dua mantan karyawan perusahaan pelat merah itu terpilih sebagai pejabat eselon I di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
“Benar. Pak Rifky Effendi Hardijanto dan Brahmantya Satyamurti Poerwadi sebelumnya bekerja di Pertamina,” kata Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto kepada Bisnis.com via pesan singkat, Senin (21/3/2016).
Pada Kamis (17/3/2016), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menunjuk Rifky sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan KKP. Adapun, Brahmantya menjadi Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP.
Sebelum ikut lelang jabatan pejabat tinggi madya KKP, Rifky merupakan Direktur Utama PT Pelita Air Service, operator penerbangan yang merupakan anak usaha Pertamina, dan pernah menjadi Direktur Pemasaran PT Pertamina Lubricants. Sementara Brahmantya terakhir menjabat sebagai Manager Bisnis Internasional Pertamina.
Dwi Soetjipto tidak menitip pesan khusus kepada dua mantan anak buahnya itu. Menurutnya, Susi pasti memiliki alasan tersendiri memilih sosok-sosok yang berasal dari perusahaan minyak masuk ke birokrasi pemerintah. “Yang bisa menjawab mengenai targetnya ya Ibu Menteri Kelautan dan Perikanan.”
Rifky dan Brahmantya dilantik bersama dengan Zulficar Mochtar sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan KKP, serta Rina yang diplot memimpin Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan KKP. Dari empat pejabat baru itu, hanya Rina yang merupakan birokrat karir KKP.
Susi Pudjiastuti berharap kalangan profesional tersebut dapat membawa kultur korporasi ke dalam organisasi KKP. Pasalnya, prioritas pemerintah saat ini tidak hanya membangun dan membuat anggaran belanja, tetapi juga mencari pendekatan efisien dan efektif.
“Semua yang di KKP juga profesional. Tapi pelantikan ini, selain untuk penyegaran juga untuk membawa corporate culture,” katanya saat acara pelantikan.
Susi juga berharap pejabat baru tersebut dapat semakin mendorong produktivitas. Dengan demikian, mereka dapat membawa KKP sebagai leading sector dalam visi Indonesia Poros Maritim Dunia.
“Tuntutan zaman mengharuskan kita lari cepat. Dan untuk membawa kultur kecepatan harus ada orang-orang koorporasi yang berpengalaman untuk memberikan warna baru.”