Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan ecommerce asal China siap menggandeng pelaku usaha bidang pariwisata dalam negeri untuk menjual paket wisata ke Negeri Tirai Bambu tersebut secara online.
Mulyono, Deputy Director Global Startegic Development Alibaba Group, menjelaskan grup yang berdiri sejak 1999 itu kini tidak hanya sebatas melakukan penjualan produk fisik tetapi juga memiliki platform khusus untuk penjualan produk jasa pariwisata seperti kamar hotel atau paket tour yakni Alitrip.
“Saat ini kami sangat terbuka untuk foreign merchant [yakni para pelaku usaha penyedia jasa pariwisata]. Saat ini kami sudah pernah punya beberapa kerjasama antara lain dengan Agoda.com,” kata Mulyono, dalam diskusi “Memanfaatkan E-commerce dan Platform Online untuk Mempromosikan Pariwisata Indonesia di Tiongkok”, di Jakarta, akhir pekan lalu.
China adalah salah satu pasar prioritas dan penyumpang kunjungan wisman terbesar ke Indonesia. Potensi pariwisata China amat besar. Pada tahun 2015, ada sekitar 120 juta kunjungan wisatawan asal China yang bepergian ke luar negeri dan menghabiskan US$150 miliar.
“Dari 120 juta kunjungan turis China ke seluruh dunia, hampir 90% transaksinya itu di tempat kami, mulai dari pembelian tiket, hotel, paket tur hingga service lain yang kami sediakan seperti tiket pertunjungan atau tiket masuk ke tempat wisata,” jelasnya.
Dia mengklaim Alitrip merupakan situs penyedia jasa travel yang terbesar di China saat ini yang dikunjungi oleh hampir semua orang saat hendak mencari rencana liburan. Pihaknya berpengalaman dalam bidang digital marketing lewat penggunaan konten yang efektif dalam membentuk word of mouth sekaligus meningkatkan penjualan.
Contohnya, 11 November 2015 lalu total lalu lintas transaksi di semua platform Alibaba, termasuk Alitrip, mencapai 1,5 miliar dengan nilai US$91,2 miliar hanya dalam tempo 24 jam.
Pemasaran pariwata secara online dinilai lebih terukur daripada pemasaran offline. Data soal destinasi, penerbangan dan hotel yang digunakan pelancong hingga demografis wisatawan semuanya tercatat. Hal ini memudahkan pelaku usaha merancang pemasaran yang tepat sasaran.
Mulyono berharap pihaknya dapat bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan menggaet pelaku usaha lokal untuk memanfaatkan situs tersebut.
“Salah satu main objective kami yakni dapat endorsement dari Kementerian Pariwisata mengenai para pelaku usaha yang sudah punya standar, dipercaya dan punya keinginan bekerja keras,” tambahnya.
Staf khusus Kementerian Pariwisata Bidang Teknologi Informasi Pariwisata Samsriyono Nugoho mengatakan pemerintah sedang merancang satu platform digital yang memungkinkan segala upaya promosi yang dilakukan dapat langsung dikonversi menjadi penjualan.
Lebih lanjut, dia juga meminta kepada asosiasi travel dan Alibaba agar duduk bersama dan mendefinisikan standarisasi yang perlu ditentukan sebelum menggecarkan promosi lewat ecommerce.
“Saya yakin platform yang sudah diciptakan Alitrip ini adalah sesuatu yang sudah memasyarakat di China sehingga pilihannya semua dan sudah terbukti,” katanya.
Duta Besar Indonesia untuk China Sugeng Rahardjo menambahkan, di era saat ini konsumen mengutamakan kecepatan dalam mencari informasi. Namun dia berharap agar informasi yang dibuat tidak menyimpang atau dilebih-lebihkan dan pada ujungnya akan mengecewakan turis.
“Kalau berbisnis lewat e-ommerce, apa yang dirasakan di lapangan sesuai dengan yang dipromosikan. Pendekatan dalam bisnis pariwisata adalah persuasive dan to be persuasive kita harus layak dipercaya, credible dan trutful,” paparnya.
Jumlah wisatawan dari China pada 2014 sekitar 900.000 dan meningkat menjadi 1,1 juta pada 2015. Tahun ini, Sugeng menargetkan 2,1 juta wisman.