Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat minat investasi Korea Selatan senilai US$10 juta (setara Rp125 miliar, kurs Rp12.500) di sektor perdagangan elektronik atau "e-commerce".
Kepala BKPM Franky Sibarani dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (18/3/2016), menuturkan investor tersebut telah menjalin kerja sama dengan mitra di Indonesia.
Namun, untuk merealisasikan minat ini investor masih menunggu Peraturan Presiden terkait pengesahan Daftar Negatif Investasi (DNI) diterbitkan oleh pemerintah.
"Perusahaan memiliki minat beberapa bidang usaha webportal (e-coupon), 'e-commerce' dan perdagangan besar," katanya.
Menurut Franky, pihak investor menyampaikan keseriusannya untuk berinvestasi sektor tersebut dalam waktu dekat. Perusahaan tersebut, tambah dia, juga menyampaikan keinginanuntuk segera mendirikan perusahaan melalui layanan izin tiga jam dengan mengunjungi BKPM, pada Jumat (18/3/2016).
"Ini merupakan lanjutan dari diskusi pada saat kunjungan kami di Seoul," ujarnya.
Dalam catatan BKPM, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang aktif berinvestasi di Indonesia. Realisasi investasi Korea Selatan selama 2015 tercatat mencapai Rp15,1 triliun terdiri dari 2.329 proyek.
Adapun sejak 2010-2015, investasi yang telah direalisasikan mencapai Rp79,6 triliun.
"Investasi dari Korea Selatan selama lima tahun terakhir selalu berada di peringkat lima teratas, sehingga menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu sumber utama investasi di Indonesia. Sementara dari sisi komitmen investasi dari Korea Selatan sepanjang tahun lalu, BKPM mencatat sebesar US$4,8 miliar dengan pertumbuhan mencapai 86 persen dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya," jelas Franky.
Marketing Officer Wilayah Korea Selatan Leidy Novanda mengatakan tim pemasaran BKPM akan mengawal minat investasi yang disampaikan oleh investor Korea Selatan. "Potensi sektor 'e-commerce' Indonesia yang demikian besar membuat investor Korsel tertarik menanamkan modalnya di Indonesia," katanya.
Sektor "e-commerce" memiliki jangkauan bidang usaha yang luas, sehingga tidak hanya menyangkut pengusaha besar tapi juga akan terjalin kerja sama dengan usaha kecil menengah yang saling menguntungkan. "Bisnis ini memiliki nilai tambah yang cukup luas," katanya.
Korea Selatan termasuk dalam sembilan negara prioritas investasi selain Tiongkok, Taiwan, Timur Tengah, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Australia dan Inggris. Investasi yang masuk dari negeri ginseng sepanjang 2015 mencapai US$1,2 miliar, tumbuh sebesar 7,6% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sejak 2010-2015 nilai investasi yang masuk dari Korea Selatan mencapai angka US$8 miliar didominasi oleh sektor industri logam mencapai 45%.