Bisnis.com, SURABAYA--Kebutuhan listrik di Provinsi Jawa Timur pada saat beban puncak diproyeksikan meningkat menjadi 5.700 megawatt pada tahun ini.
G. Wisnu Yulianto, Manajer Bidang Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PT PLN Distribusi Jawa Timur, mengatakan lazimnya kebutuhan listrik bertumbuh 2% di atas pertumbuhan ekonomi. Saat ini konsumsi ketika beban puncak berada di level 5.200 MW.
"Kalau mau sesuai dengan perkembangan ekonomi maka tahun ini bisa bertambah mencapai 500 MW," katanya di Surabaya, Kamis (17/3/2016).
Dari kondisi beban puncak tersebut daya mampu yang dimiliki PLN untuk Jawa Timur 8.600 MW. Setelah dikurangi distribusi listrik ke barat Indonesia dan Pulau Bali terdapat surplus listrik sebanyak 2.000 MW.
Kendati demikian tetap saja ada wilayah-wilayah yang mengalami krisis listrik. Tapi Wisnu menilai perkara listrik surplus dan belum terjamahnya sejumlah daerah oleh setrum PLN perihal yang berbeda.
"Biasanya elektrifikasi mereka yang ada di pelosok daerah itu sukar dijangkau listrik karena faktor geograsi [medan yang sulit dijamah]," tuturnya.
Rasio elektrifikasi di Jawa Timur sekarang ini berkisar 88% sampai dengan 90%. Untuk meningkatkan rasio ini harus didukung penyaluran subsidi listrik yang tepat sasaran. Segmen pelanggan yang menikmati subsidi listrik di provinsi ini mayoritas golongan 900 VA 3,8 juta pelanggan.
Pelanggan golongan 450 VA belum disasar maksimal padahal segmen inilah yang terbilang paling membutuhkan subsidi tarif listrik. Jumlah pelanggan di segmen ini berkisar 4,2 juta pelanggan. Pada sisi lain pelanggan 900 VA tak sedikit yang sebetulnya bertaraf ekonomi menengah.
"Banyak 900 VA yang punya mobil, beli motor, hidup layak tetapi mereka dapat subsidi. Makanya kami dorong yang 900 VA naik ke 1.300 VA," kata Wisnu.
Oleh karena itu per Maret 2016 PLN mengeluarkan kebijakan tambah daya gratis. Biaya penyambungan dari 900 VA ke 1.300 Va tidak dikenakan biaya. Hal ini untuk memudahkan masyarakat menaikkan daya tersambung di rumahnya.
Sejalan dengan kebijakan perseroan, PLN akan terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Jawa Timur. Pada 2020 ditargetkan rasio ini mencapai level 100% artinya seluruh provinsi dapat teraliri listrik.