Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo- Wakil Presiden Jusuf Kalla akan menggenjot pertumbuhan produk ekspor non migas pada tahun 2017 mendatang.
Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerja Sama Internasional Bappenas Amalia Adininggar Widyasari mengatakan, setelah pada tahun lalu ekspor nonmigas tumbuh negatif, maka dalam dua tahun ke depan pertumbuhan ekspor non migas diharapkan menembus double digit.
"Bappenas ke depan merencanakan bagaimana mendorong ekspor non migas dengan lebih progresif dan lebih baik. Artinya peningkatan ekspor nonmigas akan jadi salah satu prioritas nasional," ujar Amalia di Jakarta, Sabtu (5/3/2016).
Pada 2015, pertumbuhan ekspor nonmigas minus 9,8 persen. Untuk tahun ini pemerintah menargetkan pertumbuhan 5,3 persen, sedangkan pada tahun depan pertumbuhan ekspor nonmigas diharapkan mencapai 10,4 persen.
Dari sisi eksternal, lanjut Amalia, volume perdagangan dunia diperkirakan akan lebih baik. Selain itu, walaupun harga minyak dunia diperkirakan akan tetap rendah, harga produk manufaktur (manufacturing unit value) diperkirakan akan meningkat.
Di dalam negeri sendiri, pemerintah akan melakukan intervensi kebijakan untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekspor non migas, salah satunya dengan penetapan target ekspor masing-masing provinsi, sebagai indikator kinerja gubernur.
Namun, Bappenas masih menghitung berapa peran kontribusi daerah terhadap ekspor non migas nasional.
"Ini bukan berarti daerah mendapatkan beban ya, tapi kami mengharapkan bahwa daerah berkontribusi. Jadi artinya kita harus sama-sama, yang punya komoditas kan daerah," ujar Amalia.
Pemerintah juga akan mendorong peningkatan kualitas produk Indonesia dan ekspor yang bernilai tambah lebih tinggi serta peningkatan kemudahan ekspor dan fasilitasi perdagangan yang lebih baik.
Kemudian, pemerintah akan meningkatkan pemanfaatan skema kerja sama perdagangan internasional dan mendorong para pengusaha untuk ekspor, serta mencetak para eksportir baru.
Terakhir, pemerintah akan meningkatkan partisipasi pengusaha Indonesia (terutama UKM) dalam jaringan produksi global.
"Dalam jangka menengah, kita harapkan terjadi pergeseran struktur ekspor kita. Kita tidak lagi nanti bergantung kepada ekspor komoditas barang mentah seperti batubara, tapi kita bergantung pada ekspor yang sudah diolah," kata Amalia.