Bisnis.com, JAKARTA – Dua investor Australia melakukan penjajakan di salah satu dari 14 kawasan industri usai pemerintah memberikan fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani merespons positif minat aktif yang disampaikan oleh investor Australia yang juga telah memiliki perusahaan joint venture di kawasan Sulawesi Selatan tersebut.
Dia mengatakan, dua investor tersebut bergerak di bidang fasilitas pelabuhan dan industri pengolahan makanan.
“Mereka ingin memiliki fasilitas k epelabuhanan di Pulau Jawa, oleh karena itu melakukan penjajakan dengan salah satu pengelola kawasan industri KLIK. BKPM melalui perwakilannya di Sydney maupun marketing officer untuk wilayah Australia akan mengawal minat tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (27/2/2016).
Dengan adanya kemudahan layanan investasi langsung konstruksi, Franky mengatakan bakal membuat investor terkait dapat langsung melakukan proses konstruksi sekaligus secara pararel mengurus izin-izin yang diperlukan.
“Ini merupakan upaya pemerintah untuk melakukan percepatan realisasi investasi di daerah,” ujarnya.
Pejabat Promosi Investasi kantor Perwakilan BKPM di Sydney Sri Moertiningroem menambahkan, bahwa pertemuan dengan investor Australia juga dilakukan bekerja sama dengan kantor perwakilan RI di negara bagian Western Australia dan Northern Territory.
“Kami bersama tim marketing officer BKPM akan terus berkoordinasi dengan KJRI Perth dan KRI Darwin untuk mengawal minat investasi investor Australia tersebut,” jelasnya.
Dari data BKPM tahun 2015, realisasi investasi Australia berada di peringkat 12 sebesar US$ 167 juta terdiri atas 443 proyek. Sementara, dalam posisi sejak periode 2010-2015, tercatat investasi yang masuk ke Indonesia dari Australia sebesar US$ 2,07 miliar.
Kemudahan Investasi
Sebelumnya, pada 22 Februari 2016 Presiden Jokowi bersama Kepala BKPM meluncurkan kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK). Fasilitas ini merupakan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan yang akan melakukan investasi berlokasi di kawasan industri tertentu.
Tercatat 14 kawasan industri di enam provinsi dan 9 kabupaten dan kota telah ditetapkan untuk mengimplementasikan layanan dengan lahan efektif 10.022 hektare dari total luasan lahan 17.154 hektar ini.
Sebanyak 14 kawasan industri tersebut di antaranya Kawasan Industri Kendal (700 hektare), Kawasan Industri Bukit Semarang Baru (40 hektar), Kawasan Industri Wijayakusuma (100 hektare), Kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (1.761 hektare) Kawasan Industri Bantaeng (3.000 hektar), Kawasan Industri Modern Cikande Industrial Estate (1.800 hektare).
Selain itu, Kawasan Industri Terpadu Wilmar (800 hektare), Kawasan Industri Krakatau Industrial Estate Cilegon (570 hektare), Kawasan Industri Bekasi Fajar Industrial Estate (300 hektare), Kawasan Industri Delta Silicon 8 (158 hektare), Kawasan Industri Karawang Internasional Industrial City (293 hektare), Kawasan Industri Suryacipta City of Industry (300 hektare), Kawasan Industri GT Tech Park (100 hektare), dan terakhir Kawasan Industri Medan (100 hektare).