Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IATA: Kecelakaan Pesawat Komersial secara Global Turun 30%

International Air Transport Association menyebutkan tingkat kecelakaan pesawat jet komersial dunia sepanjang 2015 turun 30% menjadi 1:3,1 juta penerbangan dari rata-rata lima tahun lalu sebelumnya sebesar 1:2,17 juta penerbangan.
Situasi beberapa saat setelah kecelakaan Pesawat Boeing 737/Reuters
Situasi beberapa saat setelah kecelakaan Pesawat Boeing 737/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - International Air Transport Association menyebutkan tingkat kecelakaan pesawat jet komersial dunia sepanjang 2015 turun 30% menjadi 1:3,1 juta penerbangan dari rata-rata lima tahun lalu sebelumnya sebesar 1:2,17 juta penerbangan.

Direktur Umum dan CEO International Air Transport Association (IATA) Tony Tyler mengatakan kinerja keselamatan angkutan udara sepanjang 2015 cukup baik. Menurutnya, penggunaan angkutan udara akan kian aman dalam jangka panjang.

“Meski begitu, kita terkejut dengan jatuhnya Germanwings 9525 dan Metrojet 9268. Tidak ada cara yang mudah untuk mengatasi kesehatan mental dan keamanan yang terjadi pada tragedi tersebut,” katanya dalam siaran pers, Selasa (23/2/2016).

Berdasarkan data IATA, kinerja keselamatan seluruh wilayah, kecuali Amerika Utara mencatatkan kinerja yang membaik ketimbang rata-rata lima tahun yang lalu. Wilayah Timur Tengah-North Afrika dan Asia Utara menjadi yang paling aman, atau zero accident.

Disusul Eropa dengan tingkat kecelakaan 1:6,66 juta, Asia Pasifik sebesar 1:4,76 juta, Amerika Utara 1:3,12 juta, Amerika Latin dan Karibia 1;2,56 juta, negara-negara pecahan Uni Soviet 1:531.914 dan Afrika 1:286.532 penerbangan.

Tony menilai industri penerbangan tidak akan berdiam diri dan terus bekerja keras untuk meminimalisir risiko terjadinya kejadian serupa di masa mendatang. IATA sendiri memiliki enam poin strategi keselamatan yang akan dilakukan.

Pertama, mengurangi risiko operasional seperti kehilangan kontrol dalam penerbangan, kondisi landasan pacu dan kontrol penerbangan di medan yang sulit. Kedua, meningkatkan kualitas dan kepatuhan melalui program audit.

Ketiga, mengadvokasi peningkatan infrastruktur penerbangan melalui pendekatan navigasi berbasis kinerja. Keempat, konsisten dalam mendukung pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan.

Kelima, mendukung perekrutan dan pelatihan yang efektif dalam meningkatkan kualitas dan kepatuhan melalui program IATA seperti pelatihan kualifikasi dan inisiatif. Keenam, mengidentifikasi dan menangani isu-isu keamanan yang muncul.

Selain itu, IATA juga mendorong para maskapai dunia untuk memiliki sertifikat IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hingga 12 Februari 2016, sebanyak 408 maskapai sudah teregistrasi dalam IOSA.

“Pada tahun ke-13, IOSA masih diakui sebagai standar emas bagi audit operasional maskapai. Pada tahun ini, kami akan memastikan akan mempertahankan standar tertinggi dalam audit operasional maskapai,” ujar Tony.

Sekadar informasi, ruang lingkup audit IOSA a.l. sistem organisasi & manajemen, operasi penerbangan, keberangkatan penerbangan, pemeliharaan pesawat dan mesin pesawat, pengerjaan kabin, ground handling, pengerjaan kargo dan keamanan operasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper