Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan pengembang meyakini prospek bisnis properti tahun ini akan mulai membaik, apalagi bila ditopang tren penurunan suku bunga perbankan.
Ketua DPP Real Estate Indonesia (REI) Eddy Hussy optimistis secara umum perekonomian tahun ini akan tumbuh lebih baik, apalagi dengan sinyal positif penurunan suku bunga.
Sejauh ini, REI mengestimasikan pertumbuhan sektor properti tahun ini dapat mencapai 10% hingga 12%, meningkat dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang hanya sekitar 7%. Bila ada terobosan yang baik dari pemerintah, menurut dia, realisasi pertumbuhan bisa saja lebih tinggi.
Dia mengemukakan bila suku bunga bank nantinya bisa menembus level satu digit, tentu memberi manfaat berantai bagi perekonomian Indonesia. Dia berharap penurunan BI rate cepat ditanggapi kalangan perbankan.
Hanya saja, Eddy berharap pelonggaran suku bunga turut didukung relaksasi kebijakan loan to value dan larangan KPR inden.
Dia melihat kebijakan bank sentral ini relatif menekan pertumbuhan sektor properti dan meningkatkan tren pembelian properti melalui angsuran langsung kepada pengembang atau pembiayaan in house.
“Kebijakan BI ini membuat pengembang mulai putar otak, mereka masuk ke kredit in house. Sebenarnya kami tidak satu pun yang ingin lakukan itu kalau bank bersedia memberi kredit, karena lebih baik uang itu dikembangkan ke produk lain dari pada memberi kredit kepada konsumen,” katanya kepada Bisnis pada Selasa (23/2/2016).