Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan konsultan properti Knight Frank memproyeksikan kota Sydney, Australia, masih menjadi primadona utama untuk investasi properti di kawasan Asia, dengan tingkat pertumbuhan harga tahun ini diperkirakan mencapai 10%.
Jika dibandingkan dengan kota-kota lainnya di dunia, tingkat pertumbuhan harga di Sydney diperkirakan adalah yang tertinggi tahun ini. Di tahun lalu, diperkirakan pertumbuhan harga properti di Sydney mencapai 15%.
Dari antara 10 kota utama dunia yang dianalisis Knight Frank, pada posisi kedua ditempati oleh Monaco dan New York, dengan tingkat pertumbuhan harga tahun ini diproyeksikan sebesar 5%. Sementara itu, tiga kota diprediksi akan mengalami penurunan harga properti, yakni Hong Kong sebesar -5%, Singapura -3,3%, dan Paris -3%.
Melihat besarnya potensi pasar di Sydney, CEO & Founder Crown Group, Iwan Sunito, optimis bisnis properti di Sydney tahun ini akan tetap cerah, di tengah tantangan ekonomi global.
Iwan mengatakan, posisi Sydney saat ini diperkuat oleh peningkatan daya saing AUD$ terhadap US$ dolar. Devaluasi dolar Australia juga telah mendorong minat yang kuat dari pembeli Asia.
"Kebijakan tingkat suku bunga rendah oleh Reserve Bank of Australia (RBA) memiliki efek positif pada pasar properti,” katanya melalui siaran pers, Selasa (16/2).
Selain itu, pemerintah negara bagian juga menginvestasikan miliaran dolar untuk infrastruktur baru di Syney untuk mempercepat koneksi antara pinggiran kota Sydney dan CBD. Di antaranya yakni empat stasiun kereta metro baru, link rel selatan-barat dan pengembangan delapan stasiun baru.
“Sydney memiliki daya tarik yang luar biasa bagi orang dari seluruh Negara Bagian dan Dunia,” kata Iwan.