Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II optimistis Bandara Pondok Cabe Tangerang Selatan akan akan menjadi lahan bisnis baru bagi perseroan untuk dikembangkan lebih jauh pada masa mendatang.
Direktur Utama Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi mengatakan permintaan masyarakat untuk menggunakan jasa angkutan udara masih sangat tinggi. Apalagi, jumlah penduduk di sekitar Bandara Pondok Cabe cukup padat.
“Tidak ada istilah beban [mengoperasikan Bandara Pondok Cabe]. Kalau ada bandara baru di Jakarta, itu pasti bagus dan bukan menjadi beban, tetapi justru menjadi potensi baru untuk dikembangkan,” katanya, Senin (14/2/2016).
Budi mengungkapkan pengoperasian Bandara Pondok Cabe oleh Angkasa Pura II belum dibicarakan lebih rinci dengan pihak terkait, seperti Kementerian Perhubungan, PT Pertamina dan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA).
Meski demikian, lanjutnya, Angkasa Pura II siap menjalankan Bandara Pondok Cabe dan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta dalam satu operasi. Menurutnya, pengelolaan kegiatan kedua bandara tersebut tidak terlalu sulit.
“Justru karena sulit itu makanya harus dikelola sendiri, sehingga pengaturan landing dan take off, baik dari Halim atau Pondok Cabe menjadi lebih mudah, dan aman. Yang pasti kami siap melaksanakan,” tuturnya.
Ditanya mengenai rencana GIAA terbang dari Bandara Pondok Cabe mulai Maret 2016, Budi menilai rencana tersebut bukan hal yang mustahil. Pasalnya, kegiatan penerbangan di bandara tersebut sudah berjalan, terutama oleh Pertamina.
Meski begitu, Angkasa Pura II dan Kemenhub perlu meneliti lebih lanjut sejauh mana kelengkapan bandara yang telah disiapkan selama ini oleh Pertamina, atau anak usahanya yang bergerak di sektor penerbangan, PT Pelita Air Services.
Seperti diketahui, pengembangan Bandara Pondok Cabe menjadi bandara komersial tipe B merupakan bagian dari upaya Pelita Air dalam mengantisipasi lesunya permintaan penerbangan tidak berjadwal dari sektor energi.
Selain pengembangan bandara, Pelita Air juga menggenjot bisnis pemeliharaan pesawat atau biasa dikenal dengan maintenance, repair and overhaul (MRO) di anak usahanya, yakni PT Indopelita Aircraft Services.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo mengatakan pengoperasian Bandara Pondok Cabe nantinya akan disatukan dengan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta Timur.
"Jadi, dua bandara akan digabungkan, sehingga seakan-akan runway Pondok Cabe itu adalah runway-nya Halim. Nanti, Angkasa Pura II yang kontrol. Kalau berdiri sendiri-sendiri, kontrolnya malah susah," katanya.
Suprasetyo menjelaskan pengelolaan bersama tersebut nantinya akan mempermudah pengaturan lalu lintas udara. Apalagi, dua bandara tersebut juga berada di lokasi yang relatif berdekatan.
Menurutnya, apabila pengelolaan bandara dilakukan terpisah dikhawatirkan mengakibatkan penerbangan menjadi tidak aman. Rencananya, usulan tersebut akan dibicarakan dengan AirNav Indonesia, terutama terkait pengaturan navigasi.
Sekadar informasi, bandara yang memiliki landasan pacu sepanjang 1.984 meter dan lebar 45 meter tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada Maret 2016. Nantinya, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) akan melayani 10 rute penerbangan, melalui bandara tersebut.