Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan mengalokasikan 80,04% anggaran untuk belanja bantuan langsung kepada masyarakat, guna mendorong produksi dan kualitas produksi ikan dengan cara-cara yang berkelanjutan.
Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyampaikan KKP berkomitmen menjalankan pembangunan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“Porsi 80,04 % ini setara dengan Rp1,3 triliun, yang dialokasikan untuk beberapa kegiatan prioritas, sesuai arahan menteri. Kegiatan prioritas tersebut dilakukan berlandaskan pada tiga pilar pembangunan yaitu kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan,” ucapnya, Kamis (11/2/2016).
DJPB mencatat produksi sementara perikanan budidaya pada 2015 yaitu 17,6 juta ton, dan ditargetkan dapat mencapai 19,4 juta ton pada tahun ini. Komoditas dengan angka produksi tertinggi yaitu rumput laut, udang windu, dan vaname.
“Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari DJPB pada tahun 2015 mencapai 18,9 MIlyar atau 162 % dari target yang telah ditetapkan. Sebagian besar PNBP ini berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB. Jadi di samping target produksi perikanan budidaya, target PNBP ini juga harus terus dicapai”, kata Slamet.
Dia mencatat beberapa bantuan yang akan dikucurkan oleh DJPB misalnya kebun bibit rumput laut, Karamba Jaring Apung (KJA), benih ikan, dan juga paket bantuan budidaya lainnya.
Di samping itu, untuk meningkatkan kemandirian, DJPB mengalokasikan bantuan berupa excavator sebanyak 100 unit, kincir air sebanyak 2000 unit dan juga bantuan pakan mandiri sebanyak 360 paket.