Bisnis.com, BANDUNG—Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat menyatakan berjalannya Masyarakat Ekonomi Asean menjadi peluang bagi provinsi tersebut untuk menarik investor sebanyak-banyaknya.
Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat Agung Suryamal Sutrisno mengaku telah mendengar rencana beberapa investor untuk masuk ke kawasan industri di provinsi itu.
“Ini mesti kita sambut baik. Di tengah berjalannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kita mesti ambil peluang,” ujarnya kepada Bisnis.com, Rabu (10/2/2016).
Namun, ketertarikan investor untuk masuk mesti diimbangi dengan regulasi dan perizinan yang mendukung pelaku usaha. Kadin Jawa Barat menyebut masalah pajak, insentif, serta izin impor dan ekspor sebagai beberapa hal yang harus dibenahi.
Selain itu, Agung menyatakan pengembangan kawasan industri mesti mulai digeser ke wilayah timur Jawa Barat misalnya Majalengka, yang dekat dengan proyek Bandara Internasional Kertajati.
Alasannya, iklim berinvestasi di daerah tersebut relatif lebih kondusif dibandingkan wilayah barat, potensinya lebih besar, dan dapat mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi.
Sementara, untuk kawasan industri eksisting yang menarik perhatian investor di antaranya yang berada di daerah Subang dan Purwakarta. “Harga tanah di sana masih terjangkau, berbeda dengan di wilayah lain yang sudah mahal,” tukasnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menargetkan nilai investasi ke 25 kawasan industri pada 2016 akan mencapai Rp40 triliun. Selain investasi langsung ke Jawa Barat, para pelaku usaha juga melakukan kerja sama business to business dengan pengelola kawasan.
Meskipun ada penutupan terhadap sejumlah pabrik, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menyatakan akan mengimbangi langkah-langkah yang disusun pemerintah pusat agar kondisi di lapangan tetap kondusif. ()