Bisnis.com, JAKARTA—Keistimewaan yang didapat dengan adanya proyek strategis nasional juga dirasakan oleh konsultan di Indonesia.
Dengan adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 31 Tahun 2015 tentang standar dan pedoman pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultasi merupakan dukungan nyata dari pemerintah dalam peningkatan peran konsultan Indonesia.
Ketua Umum Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) Nugroho Pudji Rahardjo mengatakan, dengan adanya peraturan menteri tersebut merupakan langkah efisiensi tenaga ahli konsultan tersertifikasi, dengan diarahkannya kontrak kerja proyek dengan sistem lump sum.
“Jadi dengan adanya peraturan menteri itu, satu tenaga ahli boleh menangani tiga proyek lump sum sekaligus. Jadi kalau bisa di lump sum kan saja semua proyek agar ada efisiensi disitu,” kata Nugroho kepada Bisnis melalui sambungan telepon, Selasa (9/2).
Nugroho mengatakan, saat ini tenaga ahli konsultan di Indonesia masih belum memenuhi kecukupan kebutuhan nasional. Untuk itu, selain melakukan efisiensi terhadap tenaga ahli yang sudah ada, pemerintah juga mendukung adanya percepatan perolehan tenaga ahli tersertifikasi berdasarkan pendidikan professional.
“Sebelumnya untuk mendapatkan sertifikat, kita [konsultan] harus berpengalaman minimal tiga tahun dulu. Tapi sekarang mahasiswa teknik sipil misalnya yang baru lulus bisa ikut pendidikan lagi untuk dapat sertifikat tenaga ahli muda hanya dalam waktu satu sampai dua bulan,” jelas dia.
Program pendidikan professional diadakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerjasama dengan Inkindo serta organisasi profesi untuk memberikan pelatihan peningkatan kemampuan tenaga kerja konstruksi di Indonesia.
Selain pelatihan yang diadakan oleh pemerintah, keterlibatan perguruan tinggi negeri maupun swasta juga berperan penting dalam meningkatkan jumlah tenaga ahli konstruksi tersertifikasi di Indonesia.
“Perguruan tinggi juga dilibatkan, dengan buka pendidikan profesi di masing-masing universitas. Dengan begitu semakin banyak tenaga ahli di Indonesia,” tuturnya.