Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR KARET: Pengusaha Monitor Prediksi Indeks Tendensi Bisnis Kuartal I

Kalangan pengusaha menilai bahwa penurunan dalam sektor manufaktur masih akan berlanjut sebagaimana yang diprediksikan dalam Indeks Tendensi Bisnis akan turun ke level 104,28 pada kuartal I/2016
Karet Alam./.
Karet Alam./.

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pengusaha menilai penurunan sektor manufaktur masih akan berlanjut sebagaimana yang diprediksikan dalam Indeks Tendensi Bisnis yang akan turun ke level 104,28 pada kuartal I/2016.

Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Aziz Pane mengatakan kelesuan akan terjadi setidaknya hingga kuartal terakhir tahun ini. Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari kondisi global.

“Kita kan sedang menyeimbangkan kembali ekonomi kita, khususnya dari sisi industri manufaktur dan jasa. Itu pasti ada risikonya. Selain itu kondisi global juga masih belum stabil. Sampai 2017 masih akan berlanjut,” ujarnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J. Supit mengatakan selain persoalan klasik seperti infrastruktur dan lahan, hal lain yang perlu dirampungkan pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi ialah dengan memperbaiki kepastian hukum.

“Paket-paket kebijakan ini sudah bagus. Tapi yang paling penting dan dibutuhkan investor itu adalah perbaikan hukum secara menyeluruh, baik dari regulasi dan proses pengadilan. Sekarang masih ada kasus perdata yang dipidanakan. Kepastian hukum ini yang belum terfasilitasi,” jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa peraturan yang berubah-ubah, ketidaksinkronan pemerintah pusat dengan daerah serta permasalahan hukum seperti kartel dan ketenagakerjaan kerap membuat investor berpikir ulang untuk berinvestasi di Indonesia.

“Seperti di daerah itu, bagaimana mengontrol walikota, bupati dan gubernur. Itu juga harus dipikirkan. Sekarang kalau ada harga pangan naik, itu pengusaha dituduh kartel. Perubahan-perubahan ini kan dibaca oleh investor,” jabarnya.

Indeks Tendensi Bisnis (ITB) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Bank Indonesia telah menyatakan bahwa ITB pada kuartal IV/2015 turun menjadi 105,22 dari kuartal sebelumnya yang mencapai 106,04.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Shahnaz Yusuf
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper