Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian menyatakan pada tahun ini telah masuk tiga komitmen investasi pendirian pabrik gula berbahan baku tebu di Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, dan Lampung.
Panggah Susanto, Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, mengatakan tiga komitmen investasi ini didapatkan dari investor domestik serta asing. Melalui tiga pabrik ini produksi gula nasional akan meningkat sekitar 200.000 ton per tahun.
“Bahan bakunya diambil dari kebun sendiri serta inti plasma. Investasi industri gula harus terus ditingkatkan seiring dengan peningkatan kebutuhan dan pertumbuhan industri makanan minuman nasional yang stabil dikisaran 7% setiap tahun,” ujarnya, Kamis (4/2/2016).
Kendati demikian, Panggah enggan menyebutkan nama-nama investor yang berminat mendirikan pabrik gula tersebut. Menurutnya, berdasarkan data 2014, total kebutuhan gula Kristal putih konsumsi masyarakat mencapai 2,7 juta ton per tahun.
Dia mengatakan, pemerintah telah memperkuat koordinasi antara sejumlah kementerian terkait guna meningkatkan investasi industri gula. Dalam hal ini, tugas penyediaan lahan untuk industri gula berada di wilayah Kementerian Pertanian.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Faiz Ahmad mengatakan masalah utama belum tercapainya swasembada gula serta rendahnya investasi baru pada pabrik gula akibat sulitnya mendapatkan lahan perkebunan yang mencapai skala keekonomian.
Menurutnya, rencana pemerintah membuka 100% kepemilikan asing pada industri gula cukup bagus, namun, kebijakan penyediaan lahan yang sesuai dengan karakter industri ini jauh lebih penting.
“Rencana ini bagus, hanya kenyataannya sejak 2010 kami mencari lahan perkebunan untuk satu pabrik yang terintegrasi dengan luas minimal 15.000 hektare hingga kini tidak pernah dapat. Di luar Pulau Jawa saja tidak ketemu, apalagi di Pulau Jawa,” ujarnya.