Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pakan Ternak Segera Naik

Kalangan pelaku usaha industri makanan ternak memastikan harga pakan akan mengalami kenaikan menyusul keputusan pemerintah yang menugaskan Perum Bulog untuk menampung seluruh jagung yang mereka impor.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Kalangan pelaku usaha industri makanan ternak memastikan harga pakan akan mengalami kenaikan menyusul keputusan pemerintah yang menugaskan Perum Bulog untuk menampung seluruh jagung yang mereka impor.  

Pasalnya, karena seluruh jagung tersebut masuk melalui Bulog, maka industri harus mengeluarkan biaya tambahan sebagai margin keuntungan lembaga tersebut. Kementerian Perdagangan sebelumnya memutuskan margin keuntungan Bulog yaitu maksimal 2%.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (APPI) Sudirman menyampaikan pelaku industri berharap Bulog dapat terus menjadi buffer stock nasional dalam jangka panjang dan diberi kewenangan mengelola komoditas beras seperti layaknya jagung.

“Untuk industri pakan, setiap penambahan biaya Rp100, maka harga pakan [di tingkat peternak] naik sekitar Rp50. Sejauh ini industri pakan sudah menyiapkan formula untuk menjaga harga bahan baku,” ungkap Sudirman di Jakarta, Selasa (2/2).

Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan menugaskan Bulog untuk menampung 443.000 ton jagung yang diimpor oleh industri yang telah merapat di pelabuhan.

Cara ini dinilai merupakan jalan tengah dari upaya pemerintah yang ingin mengendalikan impor komoditas tersebut.

Padahal, Bulog pun ditugaskan mengimpor sebanyak 600.000 ton jagung yang rencananya akan disalurkan untuk peternak layer dan peternak skala UMKM. Dengan menampung jagung yang diimpor industri, maka mereka juga harus menyalurkan untuk pabrik pakan.

Sudirman mengatakan asosiasinya memprediksi harga jagung pakan akan menemukan keseimbangan baru, dengan harga rata-rata Rp4.000-Rp4.5000 per kilogramnya. Untuk itu, industri akan segera menetapkan harga patokan pembelian jagung untuk bahan baku.

“Kalau biaya pakan mahal, tentu harga ayam juga naik. Pemerintah juga harus memperhatikan hal ini karena kita akan kalah saing dengan negara tetangga,” kata Sudirman.

Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan kterlibatan lembaganya untuk menampung jagung impor merupakan solusi pemerintah yang berorientasi pada keadilan seluruh pihak baik petani, pemerintah, dan pelaku usaha.

Dia mengakui jagung yang kelak dikelola Bulog, memang akan terkena biaya tertentu seperti margin keuntungan, infrastruktur, dan biaya logistik. Kendati demikian, saat musim panen gadu, industri juga akan mendapatkan jagung yang jauh lebih murah daripada jagung lokal yang harganya saat itu bisa melonjak tajam.

“Dalam rangka pengendalian, dengan cara seperti ini, semuanya dapat keadilan baik dari sisi jumlah jagungnya, ketersediaan, dan harganya. Saat ini Badan Ketahanan Pangan [di Kementerian Pertanian] sedang menyusun floor price dan ceiling price agar harganya juga diatur,” ungkap Djarot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper