Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sambangi Situbondo, Mentan Cek Pembangunan Irigasi

Program irigasi menjadi salah satu ‘senjata’ Amran untuk mendongkrak produksi komoditas pangan dalam negeri.nn
Ilustrasi: Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri, berkemeja putih)./Bisnis-Oktaviano DB Hana
Ilustrasi: Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri, berkemeja putih)./Bisnis-Oktaviano DB Hana

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan peninjauan pipanisasi irigasi tersier di Desa Dawuan, Kecamatan Suboh, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

Program irigasi menjadi salah satu ‘senjata’ Amran untuk mendongkrak produksi komoditas pangan dalam negeri.

Amran menjelaskan, peninjauan bertujuan untuk memastikan kondisi tanaman di wilayah tersebut .

Dari pemantauan itu, diketahui bahwa ada penambahan luas tanam di Jawa Timur.

"Kami cek di lapangan, luas tambah tanam di Jawa Timur dari Desember 2015 sampai Januari 2016 sebesar 900 hektare," kata Mentan saat meninjau pipanisasi irigasi tersier, seperti disebutkan dalam siaran pers Kementan, Rabu (3/2/2016).

Penambahan luas tanam yang cukup besar tersebut, lanjut Amran, berkat program percepatan tanam yang dikucurkan Kementan dan penambahan jumlah bantuan alat mesin pertanian (alsintan), dari 80 ribu unit pada tahun 2015 menjadi 100 ribu unit pada 2016.

Pipanisasi irigasi tersier yang ditinjau ini merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian dan mulai dibangun sejak tahun lalu untuk menambah luas bahan baku pertaian yang terairi sehingga intensitas dan produktivitas tanaman dapat meningkat.

Kepala Dinas Pertanian Situbondo Agus Fauzi mengatakan pipanisasi irigasi tersier mampu membantu mengairi sawah milik petani, khususnya di daerah irigasi yang diairi Bendungan Dawuan.

"Manfaat tersebut yaitu, pertama terjadi penambahan luas lahan yang terairi dan bisa ditanami padi seluas 250 hektare, di mana sebelumnya lahan pertanian yang dapat terairi hanya 469 hektare menjadi 719 hektare," ungkap Agus.

Kedua, terjadi perubahan pola tanam dari yang sebelumnya padi-padi-palawija, saat ini menjadi padi-padi-padi, sehingga intensitas pertanamanya (IP) dari 1.5 menjadi 3.0.

Ketiga, lanjut Agus, terjadi peningkatan produktivitas padi dari sebelumnya hanya 5,8 ton per hektare menjadi 6,5 ton per hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper