Bisnis.com, JAKARTA- Perkumpulan Prakarsa akan meluncurkan indeks kemiskinan multidimensi (IKM) Indonesia 2012-2014 pada 10 Februari 2016 sebagai salah satu alat pengukuran kemiskinan di Indonesia.
Prakarsa menuturkan kemiskinan multidimensi mencakup pelbagai aspek deprivasi yang berbeda setiap orang. Hal tersebut, demikian organisasi tersebut, dapat meliputi aspek kurangnya pendidikan atau pekerjaan, kondisi tempat tinggal yang tidak layak, kesehatan dan gizi buruk, kurangnya keamanan pribadi, isolasi sosial dan lainnya.
Dokumen Nawacita yang menjadi panduan prioritas pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla 2014-2019 secara jelas juga menyatakan bahwa persoalan kemiskinan adalah salah satu fokus utama tujuan pemerintah.
"Pembangunan manusia dan penanggulangan kemiskinan dalam berbagai dimensinya adalah satu nafas untuk mewujudkan “Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian” sesuai tujuan Nawacita," demikian Prakarsa dalam rilisnya yang dikutip Bisnis.com, Rabu (3/2/2016).
Oleh karena itu, Prakarsa akan meluncurkan IKM sebagai salah satu alat ukur kemiskinan secara utuh. Acara itu digelar pada 10 Februari 2016 di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Rencananya, acara itu juga akan menghadirkan Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil untuk memberikan pidato inti. Acara itu dihadiri juga Sabina Alkire, Direktur Oxford Poverty and Human Development Initiative (OPHI), Universitas Oxford.