Bisnis.com, BANDUNG—Langkah PT PLN (Persero) menurunkan tarif listrik untuk Februari 2016 dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya operasional pusat-pusat perbelanjaan di Jawa Barat.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Barat Didie S. Markibah mengatakan porsi ongkos listrik mencapai 40%-50% dari total biaya operasional. Sehingga, penurunan tarif kali ini tidak banyak berpengaruh terhadap para pengelola pusat perbelanjaan.
“Jauh di bawah 5%, relatif kecil pengaruhnya,” ungkapnya kepada Bisnis.com, Minggu (31/1/2016).
Seperti diketahui, PLN telah menyampaikan akan kembali memangkas tarif tenaga listrik untuk 12 golongan pelanggan. Penurunannya Rp11 per kWh-Rp17 per kWh, bergantung pada skala golongan pelanggan.
Sebelumnya, PLN juga menurunkan tarif listrik Januari 2016 sekitar Rp100 per kWh.
Didie melanjutkan sulit bagi pengelola mal untuk mengubah tarif sewa tenant tiap ada perubahan tarif listrik. Dia menyatakan para pengelola tidak ingin merugikan tenant tapi juga tidak bisa menanggung sendiri biaya listrik.
Oleh karena itu, para pengelola pusat perbelanjaan biasanya baru melakukan penyesuaian tarif jika kenaikan atau penurunan listrik mencapai 5% atau lebih.
Di tengah kondisi ekonomi yang belum banyak berubah dari 2015, APPBI Jawa Barat menilai pusat-pusat perbelanjaan di wilayah itu tahun ini masih dilingkupi ketidakpastian. “Daya beli masyarakat belum meningkat,” tukas Didie.