Bisnis.com, JAKARTA - Kisruh impor jagung antara Kementerian Pertanian dengan pelaku usaha pakan ternak belum mencapai titik temu. Belakangan, beredar kabar bahwa Mentan Amran Sulaiman menyebut impor jagung yang tidak mengikuti aturan Permentan, merupakan impor ilegal.
Dalam konferensi pers di kantornya Jumat (29/1), Amran menyampaikan importasi jagung yang sedang dilakukan Indonesia, merupakan hasil keputusan rakortas (rapat koordinasi terbatas).
“Keputusan rakortas menentukan hanya Bulog yang dapat mengimpor jagung, sebagai penengah. agung di Bulog akan dikeluarkan kalau harga di pasar tinggi dan tetap disimpan kalau harganya sedang rendah,” ungkap Amran menjawab pertanyaan Bisnis mengenai impor jagung yang sedang direalisasikan Bulog sekaligus industri pakan ternak.
Kementerian Pertanian sejak tahun lalu menerapkan pengendalian atas impor komoditas tersebut yang jumlahnya rata-rata mencapai 3 juta ton per tahun. Dengan dikendalikan impornya, Amran menyebut kesejahteraan petani akan lebih terjamin.
Ketua Asosiasi Produsen Pakan Indonesia (APPI) Sudirman sebelumnya menyampaikan meski pemerintah berupaya mengendalikan, impor jagung dilakukan oleh industri untuk mengisi stok dan bahan baku selama Januari-Februari tahun ini.
“Kami sudah menyurati Dirjen Peternakan terkait impor ini. Kami sampaikan kebutuhannya, berapa volumenya, kapan tiba di Indonesia,” ungkap Sudirman awal pekan ini.
Oleh karena itu, Sudirman mempertanyakan pernyataan Kementerian Pertanian yang menyebut impor yang bukan dilakukan oleh industri merupakan impor jagung ilegal karena industri telah menyurati Dirjen Peternakan Kementan.
Adapun, impor 675.000 ton yang dilakukan oleh industri pakan tersebut berbeda dengan impor jagung yang diamanahkan pemerintah melalui Perum Bulog sebanyak 600.000 ton. Artinya, sejak bulan pertama tahun ini dan diprediksi hingga Maret, sekitar 1,275 juta ton jagung impor tengah menuju Tanah Air.
Nilai tersebut hampir mencapai 50% dari total realisasi impor jagung sepanjang tahun lalu yang mencapai 2,9 juta ton. Sudirman mengatakan industri tetap melakukan impor karena merasa tidak pasti terhadap pasokan jagung yang diimpor melalui Bulog.