Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jagung/Antara
Jagung/Antara

Bisnis.com, BOGOR - Institut Pertanian Bogor menilai rencana kebijakan impor jagung oleh Bulog sekitar 600.000 ton hingga Maret nanti adalah hal wajar menyusul stok komoditas tersebut yang seret.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Muhammad Firdaus mengatakan adanya rencanan impor jagung lantaran melihat realita ketersediaan jagung yang ada.

"Bagi saya sendiri melihat kondisi seperti ini impor jagung memang diperlukan. Kalau tidak dikhawatiran nanti dampaknya akan berat. Harga ayam dan telur semakin naik," ujarnya pada Bisnis, Jumat (29/1/2016).

Dia mengatakan sebagian besar impor jagung diperlukan oleh kalangan pengusaha ayam untuk dijadikan pakan ternak. Apabila stok jagung untuk pakan seret, otomatis dampaknya pada harga ayam.

Firdaus menuturkan saat ini importasi jagung dinilai masih diperlukan, sebab swasembada sendiri yang ditargetkan oleh pemerintah adalah pada 2017.

Selain itu, pihaknya menyoroti bahwa adanya impor jagung tersebut disebabkan oleh kesalahpahaman data antara Badan Pusat Statistik (BPS) dan pemerintah. Dengan demikian, ketika BPS menyatakan jagung surplus, tetapi kenyataan di lapangan justru defisit dan membutuhkan pasokan berlebih dari impor.

"Maka saya mengingatkan agar tidak terjadi masalah seperti ini, harusnya perbaiki dulu soal pendataan dari BPS. Jangan samapi beda antara data BPS dan pemerintah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper