Bisnis.com, PALEMBANG - Pembangunan jalur kereta api ringan dalam kota (Light Rail Transit/LRT) Palembang dinilai masih membutuhkan pembebasan lahan untuk beberapa titik persimpangan.
Perwakilan dari PT Waskita Karya, Paulus mengatakan, pembebasan lahan itu terpaksa dilakukan karena proyek ini harus menyesuaikan dengan rencana pembangunan jembatan layang (fly over) simpang Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan under pass Simpang RS Charitas.
Selain itu, juga terpaksa membutuhkan bentang yang cukup luas karena melewati Jembatan Layang Simpang Polda yang memiliki kontur menanjak.
"Inilah yang perlu dikomunikasikan terus dengan pemerintah terkait lahan yang dibutuhkan, seperti di simpang bandara akan menyerempet sebuah showroom dan rumah makan," katanya saat rapat koordinasi dengan Pemda di Palembang belum lama ini.
Kemudian, di simpang RS Charitas yang harus bermanover cukup luas karena bakal ada rencana underpass, sehingga akan sedikit menyerempet lahan Rumah Makan Pagi Sore.
Hal itu dilakukan karena dalam posisi belok dibutuhkan bentangan cukup luas sehingga terpaksa memakai jalur trotoar sebelum masuk ke median jalan. Titik krusial lainnya yakni ketika akan masuk kawasan Jembatan Ampera
"Ada dua pilihan, mau lewat pinggir Bundaran Air Mancur, artinya akan mengenai toko-toko yang ada di sana, atau memotong Bundaran. Ini kembali lagi ke kebijakan pemerintah yang mempertimbangkan estetika dan keselamatan kontruksi,"
Sementara itu, Asisten II Pemprov Sumsel Ruslan Bahri mengatakan, terkait pembebasan lahan tersebut, pemprov akan bekerjasama dengan pemkot dengan mengedepankan langkah persuasif.
Salah satunya, dalam waktu dekat akan menyurati Pertamina terkait dengan jalur pipa gas di sepanjang Jalan Demang Lebar Daun yang akan dilalui jalur LRT.
"Tentunya pemilik lahan akan diberitahukan terlebih dahulu. Pada dasarnya, proyek ini tidak dapat mundur artinya dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan,"
Jalur LRT Palembang diputuskan sejauh 24,5 km yang terdiri atas dua koridor dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin menuju Kompleks Olahraga Jakabaring dengan melalui 13 stasiun.
Infrastruktur modern ini bakal menjadi yang pertama di Indonesia dengan menelan dana APBN sebesar Rp7,2 trilun. LRT ini diharapkan selesai sebelum Asian Games ke-18 tahun 2018 pada bulan Agustus.