Bisnis.com, JAKARTA - Kendati anggaran belanja Kementerian Pertanian naik hingga 100% pada 2015 lalu menjadi Rp32 triliun, impor tiga komoditas utama target swasembada yaitu padi, jagung, dan kedelai tercatat mengalami kenaikan.
Data yang dihimpun Bisnis.com menunjukkan realisasi impor beras konsumsi 2015 naik menjadi 800.000 ton dari realisasi tahun sebelumnya yaitu 420.000 ton. Impor jagung 2015 naik menjadi 2,72 juta ton dari tahun sebelumnya 2,58 juta ton.
Adapun, impor kedelai masih cukup besar yaitu 1,96 juta ton pada 2015, naik dari tahun sebelumnya yaitu 1,92 juta ton.
Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin menyampaikan dia amat menyayangkan kenaikan anggaran Kementerian Pertanian yang pada 2015 menjadi Rp32 triliun dari tahun sebelumnya Rp15,47 triliun tidak berdampak langsung pada penurunan impor.
"Kami sangat menyayangkan, ternyata ada sinergi negatif dari kenaikan anggaran berbanding lurus dengan kenaikan impor komoditi produk pangan utama. Berbagai upaya pemerintah untuk mengejar target produksi padi, jagung, dan kedelai belum efektif," ungkap Andi melalui keterangan tertulis, Rabu (20/1/2016).
Dia juga menyoroti impor jagung yang sejak pertengahan tahun lalu diperketat, namun justru mengalami kenaikan. Legislator asal Sulawesi Selatan ini mempertanyakan mengapa pengetatan aturan importasi jagung pun tidak secara langsung menurunkan volume impornya.
Seperti diketahui, Kementerian Pertanian menargetkan tiga komoditas pangan utama yaitu padi, jagung, dan kedelai dapat tercapai swasembadanya dalam tiga tahun kepemimpinan Menteri Pertanian Amran Sulaiman atau pada 2017 mendatang.
Saat awal menjabat, Amran memikul anggaran Kementerian Pertanian yang naik hingga dua kali lipat. Kendati demikian, proses swasembada menghadapi tantangan berat karena selama ini impor komoditas pangan seolah lumrah terjadi.
Impor kedelai misalnya, mencapai hampir 2 juta ton setiap tahunnya. Sayangnya, produksi dalam negeri tercatat bahkan sulit mencapai setengah dari nilai impor. Data angka ramalan (Aram) II yang dipublikasikan BPS menunjukkan produksi kedelai pada 2015 yaitu 982.970 ton.
Begitu pun dengan jagung. Meski produksi 2015 diramalkan mencapai 19,83 juta ton, impornya masih melambung tinggi bahkan jagung impor pun masuk cukup banyak saat petani tengah melangsungkan panen.
Menurut Andi, tidak sinkronnya antara jumlah anggaran yang ditetapkan untuk Kementerian Pertanian dengan aktivitas impor pun menunjukkan ada koordinasi yang buruk antara kementerian itu dengan Kementerian Perdagangan dalam menjaga regulasi importasi pangan.
"Telah terjadi kenaikan importasi beras, jagung, dan kedelai di tahun 2015. Ini masih menjadi pekerjaan rumah kita untuk menuju swasembada pangan," ungkap Andi.