Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia National Carriers Association menilai rencana pemerintah membuka ruang udara di jalur selatan Jawa bagi penerbangan komersial mampu menekan biaya operasional maskapai, sekaligus menaikkan tingkat keselamatan.
Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan jalur terbang pesawat menuju timur Indonesia selama ini harus melalui utara Jawa.
“Kalau benar dibuka, waktu terbang menuju Yogyakarta, Solo, Malang, Denpasar, Lombok dan Kupang itu bisa lebih cepat, termasuk juga rute dari Jakarta menuju Australia, itu bisa lebih efisien,” katanya di Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Bayu menambahkan waktu terbang yang lebih efisien akan mengurangi biaya operasional maskapai, terutama dari penggunaan bahan bakar pesawat atau avtur. Dengan demikian, bukan tidak mungkin, maskapai bakal juga menurunkan harga tiket pesawat.
Direktur Utama Batik Air Achmad Luthfie menuturkan dibukanya ruang udara bagi penerbangan komersial di selatan Jawa juga akan mengurangi antrian pesawat di Bandara Soekarno Hatta, baik mendarat maupun lepas landas.
“Selama ini banyaknya antrian di Bandara Soekarno Hatta karena pesawat yang datang itu dari utara Jawa semua. Nah, kalau dari selatan ada, tentunya mau mendarat atau take off juga lebih cepat,” tuturnya.
Achmad menilai kondisi itu juga berpotensi mengurangi keterlambatan penerbangan, sekaligus meningkatkan ketepatan waktu kedatangan dan keberangkatan pesawat (on time performance/OTP) dari para maskapai.
Direktur Operasi PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Novianto Herupratomo mengapresiasi rencana pemerintah membuka ruang udara di selatan Jawa bagi penerbangan komersial. Dia berharap pemerintah segera menyiapkan koridor udaranya.
“Koridor udara itu maksudnya, mana saja wilayah udara yang prohibited area, dan yang boleh. Setelah itu, aturannya bagaimana, baik terkait jalur terbang, ketinggian pesawat hingga waktu terbang,” ujarnya.
Novianto menilai dibukanya ruang udara di selatan Jawa juga berpeluang menaikkan kapasitas frekuensi terbang pada rute-rute tertentu. Menurutnya, Garuda Indonesia siap mengambil peluang tersebut.
Bahkan, lanjutnya, Garuda Indonesia juga akan merevisi rencana jangka panjang perseroan kedepannya apabila rencana pemerintah pun benar-benar terealisasi. Sayangnya, dia tidak merinci seperti apa rencana jangka panjang Garuda Indonesia tersebut kedepannya.
Sementara itu, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait tidak banyak berkomentar terkait rencana pemerintah tersebut. Menurutnya, Lion Air mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengembangkan industri angkutan udara di Tanah Air.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menuturkan pemerintah juga berencana memanfaatkan ruang udara selatan di Pulau Jawa. Menurutnya, pemanfaatan ruang udara tersebut sudah disepakati dengan TNI AU.
“Jadi kesepakatannya itu, bahwa apabila tidak digunakan oleh TNI, akan diatur secara fleksibel. Ruang udara di selatan Jawa itu untuk penerbangan-penerbangan sipil, terutama dari Jawa bagian barat, dari Jakarta dan hingga Bali,” tuturnya.