Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pedagang daging sapi/Antara-Ampelsa
Pedagang daging sapi/Antara-Ampelsa

Bisnis.com, PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau akan memanggil pemasok daging ayam dan sapi di daerah itu menyusul terjadinya kenaikan harga di tingkat pedagang setelah musim libur Natal dan Tahun Baru.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau Muhammad Firdaus mengatakan pihaknya belum berani menilai penyebab naiknya harga daging ayam dan sapi di tingkat pedagang pasar.

“Untuk mengetahui penyebabnya, kami akan memanggil pemasok daging ayam dan sapi yang menjual ke pedagang pasar, nantinya akan diketahui penyebabnya apakah ada permainan harga atau tidak,” katanya Senin (11/1/2016).

Dari inspeksi Disperindag Riau ke pasar tradisional di Pekanbaru seperti Pasar Agus Salim, Firdaus menerima laporan langsung dari pedagang terkait kenaikan harga daging ayam dan sapi.

Daging ayam potong di tingkat pedagang dijual dengan harga Rp24.000, naik dari posisi sebelumnya Rp20.000. Sementara itu harga daging sapi dijual Rp120.000 dari harga sebelumnya Rp110.000.

Selain itu pihaknya juga menerima laporan tentang minimnya ketersediaan daging sapi lokal sehingga harga jual sangat berpengaruh dari ketersediaan pasokan.

“Ini masalah juga yang kami jumpai, jadi harus segera dicarikan solusinya agar Riau tidak lagi bergantung pada pasokan daging sapi asal luar daerah,” katanya.

Beberapa rencana solusi yang akan dijalankan kata Firdaus a.l sinergi antara Disperindag dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau soal pemenuhan stok daging sapi dan ayam di wilayah Riau sehingga masalah kenaikan harga ini bisa dikurangi.

Salah seorang pedagang daging sapi yang dijumpai Disperindag, Andi mengatakan stok daging sapi yang dijual di pasar itu berasal dari sapi Australia yang didatangkan dari Lampung dengan jenis sapi brahmana.

“Di sini daging sapi dari luar semuanya, didatangkan dari Lampung tepatnya jenis brahmana, kami jual Rp120.000 naik sedikit, sebelumnya kami jual Rp110.000,” katanya.

Pihaknya mengaku terpaksa menjual daging sapi Lampung karena memang stok daging sapi lokal sangat sulit, dan daging sapi asal daerah tetangga Sumatra Barat juga sulit didapatkan yang mengakibatkan harga jualnya menjadi lebih mahal.

Akibat tingginya harga daging di tingkat pedagang ini, minat konsumen khususnya dari kalangan rumah tangga terus menurun. Pembeli yang tersisa menurut Andi hanya tinggal dari pengusaha restoran dan rumah makan.

“Memang jualan menurun sekarang, biasanya kami jual sampai satu ekor sapi sehari, sekarang gak habis. Pembelinya tinggal restoran, rumah makan, sama penjual bakso, kalau dari rumah tangga gak banyak,” katanya.

Adapun Pemprov Riau saat ini tengah gencar melakukan inspeksi dan pemeriksaan harga sembako setelah musim libur Natal dan Tahun Baru, untuk menjaga kestabilan harga di tengah masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper