Bisnis.com, JAKARTA - Pembebasan lahan seluas sembilan hektare (ha) yang dilakukan PT Lookman Djaja guna membangun stasiun kereta api yang terintegrasi dengan pergudangan di Karawang, Jawa Barat diperkirakan selesai akhir bulan.
Kyatmaja Lookman, Direktur Utama PT Lookman Djaja menuturkan proses pengukuran itu biasanya memakan waktu kurang-lebih 30 hari. Dengan hampir selesainya pembebasan lahan tersebut, perusahaan masih kurang satu ha lagi untuk membangun stasiun kereta api tersebut.
“Secepat mungkin selesai 9 ha ini saya segera menghubungi PT KAI,” kata Kya dalam pesan singkatnya kepada Bisnis, Jumat (8/1/2015).
Guna membangun stasiun kereta api tersebut, perusahaan menargetkan pembebasan lahan seluas 35 ha, 25 ha di antaranya sudah dimiliki.
Mengenai satu ha terakhir dan pembangunan stasiun, Kya menuturkan perusahaan menargetkan dapat memulainya pada semester II tahun ini.
Dia mengatakan saat ini juga perusahaan masih membahas masalah perizinan dengan pemerintah daerah [Pemda] Karawang, Jawa Barat.
Terkait dengan pembangunan stasiun tersebut, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) itu menuturkan, selama ini yang paling lama adalah terkait dengan pembebasan lahan.
Tantangan lainnya adalah mengenai perizinan lahan. Dia menuturkan di sebelah rel kereta api perizinannya masih banyak berupa perizinan perumahan yang seharusnya adalah kawasan industri dan pergudangan. Tidak hanya itu, lahan yang berada di samping rel juga tidak ideal untuk dibangun perumahan.
Dalam aksi korporasinya tersebut, Kya mengungkapkan perusahaan menggunakan dana sendiri dan pinjaman pinjaman dari bank. Terkait dengan proporsinya, dia enggan untuk memberitahukannya.
Adapun dalam kerja sama yang dilakukan dengan PT KAI, nantinya PT Lookman Djaja menggunakan fasilitas dan kereta api milik PT KAI. “Beserta rel fasilitas kereta apinya,” tutur Kya.
Seperti yang diketahui, dalam Bisnis, perusahaan berencana membangun stasiun kereta api yang terintegrasi dengan pergudangan dalam rangka menurunkan biaya distribusi barang di Pulau Jawa.
Rencananya, stasiun kereta api yang terintegrasi dengan pergudangan tersebut memiliki luas yang bisa diperlebar hingga 300 ha. Dia melihat selama ini stasiun kereta hanya memiliki lahan yang kecil sekitar 3 ha–5 ha.