Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemprov Jabar Klaim Produksi Bawang Merah Sudah Cukup

Pemprov Jabar Klaim Produksi Bawang Merah Sudah Cukup
Bawang merah/JIBI-Sunaryo Haryo Bayu
Bawang merah/JIBI-Sunaryo Haryo Bayu

Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengklaim produksi komoditas bawang merah di kawasan itu sudah mencukupi kebutuhan, sehingga pemerintah pusat yang menghentikan impor pada tahun depan merupakan langkah tepat.

Kepala Bidang Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Diperta) Jabar Obas Firmansyah mengatakan impor bawang merah tidak perlu dilakukan karena produksi khususnya di Jabar sudah cukup.

Langkah penghentian impor pada tahun depan diharapkan mampu mendongkrak harga jual produksi di tingkat petani.

"Upaya Diperta dalam memacu produksi bawang merah yakni dengan program gerakan tanam bawang secara berkelanjutan," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (27/12/2015).

Obas mengungkapkan, fungsi gerakan tanam bawang sebagai langkah menstabilkan produksi bawang merah setiap bulan sehingga pada gilirannya akan mendongkrak harga di tingkat petani.

Kendati demikian, lanjut dia, perlu ada sinergitas antar-institusi dalam menjaga kesetabilan harga di pasar. Sebab, Diperta Jabar hanya memiliki kapasitas pada tatanan peningkatan produksi untuk memperhatikan data dan pola produksi.

"Baik dari sisi kestabilan produksi maupun harga, sebagai gambaran dapat dilengkapi dengan data produksi di sentra bawang di Jabar," katanya.

Obas memaparkan, panen bawang merah masih berlangsung hingga Maret tahun depan. Hal tersebut berdasarkan data dari kabupaten sentra produksi bawang seperti Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Sukabumi.

Adapun, produksi bawang merah pada Desember tahun ini mencapai 125.882 kwintal dengan luas panen 797,5 hektare (ha).

Secara terpisah, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menilai pemerintah harus segera mengimplementasikan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 agar persoalan pemasaran bawang merah dalam negeri bisa terserap.

Ketua Harian HKTI Jabar Entang Sastraatmadja mengatakan selama ini komoditas bawang merah masih belum menjadi prioritas pemerintah dalam pembenahan. Padahal, bawang merah merupakan salah satu pemicu inflasi.

"Jika permintaan banyak sementara harga anjlok akan menimbulkan inflasi yang cukup besar," katanya.

Menurutnya, jangan sampai penghentian importasi pada tahun depan hanya sementara sehingga nantinya tetap berdampak negatif bagi petani. Sebab, selama ini produksi bawang merah dalam negeri diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper