Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Andri Yansah menyiapakan anggaran Rp1,4 triliun untuk merevitalisasi transportasi publik di DKI Jakarta.
Menurutnya, besaran anggaran ini digunakan untuk mengintegrasikan Metro Mini dengan Trans Jakarta. "Itu sudah dianggarkan dalam APBD 2016, rencananya nilai anggarannya segitu," ujarnya saat ditemui Bisnis di ruangannya, Selasa (22/12/2015).
Meski demikian, Andri menyatakan nilai anggaran tersebut bisa saja berubah. Karena, anggaran tersebut kedepannya akan disesuaikan dengan jumlah pemilik Metro Mini yang akan diintegrasikan.
"Bisa saja, mungkin bisa bertambah menjadi Rp3 triliun. Itu tergantung dengan jumlah Metro Mini yang mau bergabung dengan sistem transportasi kami," jelasnya.
Untuk memuluskan rencana tersebut, pihaknya sudah menggelar pertemuan dengan pemilik dan pengelola Metro Mini,Senin (21/12/2015) kemarin. Berdasarkan pertemuan tersebut, mereka sepakat membentuk tim terkait rencana pengintegrasian itu.
"Kami ada tim, mereka juga kami bebaskan untuk membentuk tim kecil. Tim kecil ini membahas tentang rencana integrasi tersebut," imbuhnya.
Sejuah ini, berdasarkan pertemuan itu, pihaknya mencatat saat ini ada sekitar 65 pemilik Metro Mini yang menerima tawaran dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
"Kami hanya merekrut yang mau saja. Kalau yang lain ga mau ya silakan, tapi konsekuensinya. Kalau nanti dirazia tidak layak jalan, siap-siap dikandangin," ujarnya.
Sementara itu pemilik Metro Mini, Rimhot Siagian mengatakan pihaknya menerima tawaran dari Dishub DKI Jakarta. Namun ia meminta selama proses peralihan dengan sistem integrasi tersebut, pihak Dishub masih mengizinkan Metro Mini miliknya beroperasi seperti sedia kala.
"Kami setuju, tetapi sembari menunggu, kami berharap Dishub mengizinkan kami untuk tetap beroperasi seperti sedia kala. Karena kami juga butuh pemasukan untuk keluarga kami," katanya. []