Bisnis.com, JAKARTA- Badan Koordinasi Penanaman Modal mendukung upaya pemerintah kota membangun jaringan transportasi yang kuat karena sejalan dengan upaya pemerintah pusat untuk mendorong pembangunan infrastruktur.
Dari data yang dirilis oleh BKPM nilai realisasi investasi hingga triwulan III 2015, investasi di bidang infrastruktur mencapai Rp90,5 triliun, tumbuh 12,4% dibandingkan tahun lalu. Dari investasi tersebut, subsektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp52,59 triliun dengan total 505 proyek.
Kepala BKPM Franky Sibarani menyampaikan bahwa tidak hanya realisasi investasi yang meningkat, dari sisi komitmen investasi juga meningkat. Periode Januari-September 2015, BKPM telah menerbitkan izin prinsip penanaman modal senilai hampir Rp1.300 triliun rupiah atau naik 36%.
“Sektor infrastruktur mencatat nilai komitmen tertinggi, Rp 570 triliun atau setara dengan 43,84%. Ini menunjukkan sektor infrastruktur, termasuk di dalamnya transportasi masih sangat menarik bagi investor,” ujarnya, dalam rilis Rabu (16/12/2015).
Menurutnya, salah satu contoh konkretnya adalah pihaknya siap mendukung upaya pemerintah kota Bogor khususnya, sebagai kota satelit penyokong DKI Jakarta untuk membangun jaringan transportasinya. “Secara umum, kami telah menyiapkan karpet merah untuk investor. Untuk sektor transportasi terutama adalah layanan izin layanan investasi tiga jam,” urainya.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa sekitar 600.000 penumpang commuter line bergerak setiap hari antara Bogor-Jakarta yang menunjukkan besarnya potensi pemanfaatan investasi di bidang transportasi. “Mereka menggunakan berbagai macam moda antara lain kereta, bus, dan mobil pribadi. Ini merupakan potensi pasar yang sangat besar.
Franky menambahkan bahwa investasi di bidang transportasi diyakini dapat memicu limpahan (spill over) investasi dari wilayah di sekitar kota dan kabupaten Bogor.
“Upaya mengembangkan investasi di bidang transportasi, juga harus mampu menjawab tantangan di bidang transportasi, antara lain kemacetan dan ketersediaan transportasi publik yang memadai,” lanjutnya.
Secara keseluruhan, realisasi investasi Januari-September 2015 meningkat 16,7% (year-on-year), menjadi Rp400 triliun. Nilai ini belum termasuk investasi di sektor keuangan dan hulu Migas. Penyerapan tenaga kerja langsung tumbuh 16,5% dibandingkan 2014, yakni mencapai lebih dari 1 juta tenaga kerja.