Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dukung Swasembada, Maluku Utara Ingin Cetak 8.000 Ha Sawah Baru

Bisnis.com, TERNATE - Dinas Pertanian Maluku Utara berupaya mencetak sedikitnya 8.000 hektare sawah baru untuk mendukung program swasembada beras di provinsi berpenduduk satu juta jiwa ini.

Kepala Distan Maluku Utara Saiful Turui di Ternate, Jumat, mengatakan kalau pencetakan 8.000 hektare sawah baru itu bisa direalisasikan maka luas sawah Malut bertambah menjadi 19.000 hektare dan jumlah itu diprediksi sudah bisa menghasilkan beras untuk kebutuhan masyarakat setempat.

Produksi beras Malut dari luas sawah 11.000 hektare selama ini tercatat 70.000 gabah kering giling, sementara kebutuhan untuk konsumsi masyarakat Malut sekitar 120.000 ton per tahun atau ada kekurangan sekitar 50.000 ton dan kekurangan itu bisa dipenuhi setelah penambahan areal sawah baru seluas 8.000 hektare.

"Potensi lahan untuk pencetakan sawah baru seluas 8.000 hektare tersebut di Malut tidak ada masalah, bahkan untuk pencetakan sawah baru sampai 14.000 hektare pun tetap tersedia, terutama di Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Tengah," kata Saiful Turui, Jumat (11/12/2015).

Namun menjadi masalah bagi Dinas Pertanian untuk merealisasikan pecetakan sawah baru seluas 8.000 hektare tersebut adalah dana untuk pencetakannya, termasuk untuk pembuatan irigasinya, karena APBD Malut sangat terbatas.

Oleh karena itu, menurut dia, Distan Malut akan mengupayakan dukungan dari pemerintah pusat untuk pendanaannya, khususnya melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau sumber pendanaan lainnya.

Selain itu, Pemprov Malut juga akan tetap memprogramkan penempatan transmigran dari daerah lain di Malut, khususnya untuk transmigran yang mengembangkan pertanian, sehingga pencetakan sawah baru untuk transmigran dapat diakomodir melalui program ini.

Saiful Turui menambahkan, walaupun Malut selama ini masih mendatangkan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat setempat, tidak kemudian menjadikan Malut rawan pangan karena di daerah ini banyak sumber pangan nonberas, seperti ubi kayu dan sagu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper