Bisnis.com, JAKARTA – Skema pembatasan volume ekspor karet (Agreed Export Tonage Scheme/AETS) menjadi salah satu instrumen yang dipertimbangkan akan diimplementasikan International Tripartite Rubber Council (ITRC) pada 2016. Studi implementasi skema tersebut ditargetkan selesai akhir bulan ini.
Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Ditjen Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Denny W. Kurnia mengatakan skema pembatasan ekspor karet merupakan strategi jangka pendek untuk mengatasi kegagalan pasar komoditas karet.
“Fakta memperlihatkan bahwa market tidak berjalan dengan baik akibat terjadi distorsi data. Sekarang kita buktikan dengan menahan misalnya 500.000 ton dalam lima bulan, gimana nanti impact-nya terhadap harga. Ini adalah short time measure, tidak dimaksudkan untuk melawan pasar,” kata Denny kepada Bisnis, Selasa (8/12/2015).
Distorsi data yang dimaksud berasal dari laporan International Rubber Study Group (IRSG) yang menyebutkan bahwa surplus stok karet alam global mencapai 3,2 juta ton pada 2014. Data yang dihimpun dari sisi pembeli tersebut dinilai tidak akurat oleh para produsen dan menyebabkan harga karet terus menerus terperosok.
Denny mengatakan surplus stok karet alam dunia sebanyak 3,2 juta ton tersebut setara 2,5 bulan ekspor karet dunia. Padahal, harga akan seimbang jika kelebihan stok setara satu hingga satu setengah bulan. Para penyedia karet mentah membutuhkan tempo satu bulan untuk mengumpulkan bahan hingga siap dijual ke pasar dan dikapalkan.
Laporan dari IRSG sendiri bertolak belakang dengan kondisi di negara-negara produsen, termasuk di Indonesia. Kondisi harga yang rendah saat ini menyebabkan terjadinya disinsentif untuk menyadap karet, sehingga terjadi penurunan pasokan. Di Indonesia, penurunan tersebut pada tahun ini diperkirakan mencapai 8%.
“Terjadi penurunan tetapi kenapa stok pasar global kok dibilang itu makin tinggi. Memang harus ada siinkronisasi, harus ada peninjauan ulang,” kata Denny.
Untuk sinkronisasi data tersebut International Tripartite Rubber Council (ITRC) sedang melakukan simulasi dan perhitungan volume karet yang akan dibatasi dan perhitungan lainnya yang rencananya selesai dalam satu bulan. Jika hasil dari simulasi pembatasan ekspor tersebut positif memberikan efek terhadap harga, berarti implementasi pembatasan ekspor bagus untuk diterapkan.