Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSA: Ini Alasan Pemilik Kapal Pilih Galangan ke Singapura

Pengusaha kapal nasional menilai Indonesia memiliki peluang besar dalam mengembangkan bisnis perawatan dan perbaikan kapal.
Aktifitas pembutan kapal di Batam, beberapa waktu lalu. Industri galangan kapal nasional tidak mengalami pertumbuhan berarti pada tahun ini. Kalangan pengusaha ingin lebih dulu meminta insentif fiskal kepada pemerintah./Bisnis-Dedi Gunawan
Aktifitas pembutan kapal di Batam, beberapa waktu lalu. Industri galangan kapal nasional tidak mengalami pertumbuhan berarti pada tahun ini. Kalangan pengusaha ingin lebih dulu meminta insentif fiskal kepada pemerintah./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha kapal nasional menilai Indonesia memiliki peluang besar dalam mengembangkan bisnis perawatan dan perbaikan kapal.

Budhi Halim, Sekjen Indonesian National Shipowners' Association (INSA), mengatakan pemilik kapal offshore cenderung lebih memilih Singapura sebagai pelabuhan untuk repair and maintenance karena lebih cepat dibandingkan galangan kapal dalam negeri.

Dia menyebutkan galangan kapal dalam negeri bisa 2-3 kali lipat lebih lama dalam memperbaiki kapal. Padahal, kapal offshore dalam sehari bisa kehilangan US$20.000-US$80.000 apabila tidak beroperasi sehingga operator kapal harus memilih galangan kapal yang menawarkan perbaikan tercepat.

"Yang menjadi kendala di Indonesia itu adalah lama bekerjanya 2-3 kali lipat dari Singapura. Kalau di Singapura bisa kerja 5 hari, disini 15 hari. Ini karena ketidaksiapannya mereka dalam membuat rencana kerja," jelasnya di Jakarta, Senin (7/12/2015).

Dia menilai Indonesia memiliki potensi yang bagus karena fasilitas dan keahlian yang ada tak kalah dengan galangan kapal di Singapura.

Sebetulnya diperbaiki di Merak, bisa sehari sampai. Kalau ke Singapura, kapal bisa 2 hari sampai 3 hari perjalanan. Karena repairnya lebih cepat dan kualifikasinya lebih bagus, mereka [pengusaha kapal] banyak preferkesana, katanya.

Hadirnya asas cabotage di Indonesia, lanjut Budhi, berpotensi menumbuhkan 3.000 unit kapal baru yang beredar di lautan nusantara sehingga membutuhkan banyak galangan kapal.

Dia menuturkan pengusaha kapal memerlukan galangan kapal khusus perawatan dan perbaikan. Hal itu akan membuat kapal tidak perlu antre karena galangan sedang digunakan untuk pembangunan kapal.

"Galangan baru punya pride, selain untuk repair, dia juga bangun kapal baru. Itu yang jadi kendala, kalau bangun kapal baru lebih banyak makan waktu dan space mereka," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Veronika Yasinta
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper