Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumen memilih sayuran segar di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/6/2015)./JIBI-Bisnis/Rachman
Konsumen memilih sayuran segar di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (17/6/2015)./JIBI-Bisnis/Rachman

Bisnis.com, SEMARANG - Konsumsi dipastikan masih menjadi kontributor utama produk domestik regional bruto Jawa Tengah tahun depan. Meski demikian, pemerintah harus lebih seksama menjaga daya beli di tengah inflasi inti regional yang tergerus makin dalam.

Pengajar dari Universitas Diponegoro (Undip) Ahmad Syakir mengatakan tren inflasi inti Jateng memang mengonfirmasi penurunan daya beli masyarakat yang ditandai oleh melemahnya permintaan terhadap barang dan jasa.

“Tolak ukurnya pembelian kendaraan bermotor dari sektor otomotif dan properti. Terutama properti karena berpengaruh pada bahan-bahan lain yang digunakan,” tutur Ahmad, Senin (7/12/2015).

Sementara itu, inflasi kelompok inti—yang mengecualikan komponen volatil seperti bahan makanan—tercatat bergerak dengan tren melemah.

Inflasi inti pada triwulan III/2015 mencatatkan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yakni dari 1,35% (quarter-to-quarter) menjadi 0,93% (qtq).

Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan rerata inflasi inti triwulan III dalam lima tahun terakhir yang mencapai 1,67%.

Hal ini sejalan dengan penurunan ekspektasi harga oleh masyarakat sejak enam bulan lalu. Namun, jika dibandingkan dengan inflasi inti triwulan sebelumnya, inflasi inti triwulan III/2015 tercatat naik dari 0,58% (qtq). 

Lebih lanjut Ahmad menuturkan, proporsi konsumsi yang begitu besar membuat pengaruh penurunan daya beli menjadi begitu signifikan terhadap pertumbuhan PDBR Jateng. Adapun, porsi konsumsi masyarakat tercatat sekira 60% terhadap PDBR Jateng.

Menurutnya, relaksasi loan to value (LTV) oleh Bank Indonesia baru-baru ini juga masih harus dilihat kembali seberapa besar pengaruhnya untuk mengerek daya beli masyarakat, khususnya terhadap produk properti dan otomotif.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sri Puryono mengatakan selain konsumsi, investasi dan ekspor akan menjadi tumpuan utama pertumbuhan ekonomi Jateng selama 2016. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper