Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menganggarkan US$644 juta untuk kegiatan operasional dan pengembangan bisnisnya pada tahun depan.
Direktur Utama PGE Irfan Zainuddin mengatakan dana tersebut dianggarkan untuk membiayai proyek pengembangan energi panas bumi yang sedang berjalan. Adapun satu proyek lainnya, yakni pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Kamojang Unit 5 telah beroperasi pertengahan tahun ini.
"Total kebutuhan tahun depan US$644 juta. Untuk business development US$565 juta dan sisanya untuk non-business development," ujarnya di Jakarta, Jumat (27/11).
Irfan menjelaskan anggaran tersebut merupan bagian dari skema pembiayaan multi years untuk seluruh proyek PGE dari tahun lalu hingga 2019 mendatang. Adapun total anggaran secara keseluruhan mencapai US$2,5 miliar.
Di samping PLTP Kamojang Unit 5 yang sudah selesai dibangun, Pertamina sedang melaksanakan beberapa proyek lain meliputi PLTP Karaha Bodas 1x30 MW di Jawa Barat, Ulubelu 3 dan 4 2x55 MW di Lampung, Lumut Balai 1 dan 2 2x55 MW di Sumatera Selatan, Lahendong 5 dan 6 2x20 MW dan pembangkit skala kecil Lahendong 2x5 MW di Sulawesi Utara.
Selain itu, ada juga Sibayak 1x5 MW di Sumatera Utara, Hululais 1 dan 2 2x55 MW di Bengkulu, dan Sungai Penuh 1 1x55 MW di Jambi. Keseluruhan proyek tersebut memiliki total kapasitas pembangkitan 505 MW.
Dari proyek-proyek yang saat ini sedang dikerjakan,pembanguna PLTP Lahendong 5 dan 6 diperkirakan akan selesai lebih cepat dari jadwal, yakni masing-masig ada 2016 dan 2017.
"Kalau dari Kementerian ESDM targetnya selesai 2017 dan 2018. Sekarang perkiraan kami itu bisa dipercepat," katanya.