Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia akhirnya kembali lolos menjadi anggota dewan International Maritime Organization (IMO) kategori C 2016-2017 melalui pemilihan dalam sidang Assembly ke-29 International Maritime Organization (IMO) di Markas Besar IMO di London.
Dalam sidang yang diadakan Jumat (27/11/2015) atau hari yang sama pukul 10.00 WIB waktu Jakarta, Indonesia menduduki peringkat ke delapan dari 23 negara yang mencalonkan diri.
"Pada pemilihan kali ini, terdapat 155 jumlah negara pemilih yang terdiri dari 154 suara sah dan 1 suara dinyatakan tidak sah," ucap Kapuskom Kementerian Perhubungan J.A. Barata, Sabtu (28/11/2015).
Sebanyak 23 negara mencalonkan diri untuk memperebutkan 20 kursi keanggotaan dewan IMO kategori C.
Adapun dalam pemilihan ini, Singapura menjadi negara yang menduduki peringkat pertama dengan perolehan jumlah suara sebanyak 145 suara.
Peringkat kedua diraih oleh Turki (137), diikuti oleh Malta (136), Australia (132), Cyprus (132), Peru (131), Mesir (130), Kenya (128), Indonesia (127), Afrika Selatan (127), Maroko (126), Denmark (125), Chile (126), Bahama (124), Belgia (123), Meksiko (122), Malaysia (120), Filipina (115), Liberia (114), Thailand (112).
Adapun tiga negara lainnya yang tidak masuk keanggotaan dewan IMO kategori C, yaitu Jamaika (110), Arab Saudi (99), dan Iran (82).
Anggota dewan IMO kategori C merupakan negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut dan mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis.
Untuk anggota dewan IMO kategori A dan B, telah pula diumumkan hasil lengkapnya yakni, sebagai berikut:
kategori “A” terdiri dari 10 negara yang mewakili armada pelayaran niaga internasional terbesar dan sebagai penyedia angkutan laut internasional terbesar, yaitu China, Yunani, Italia, Jepang, Norwegia, Panama, Republic of Korea, Russian Federation, Inggris dan Amerika Serikat.
Sementara itu, kategori “B” terdiri dari 10 negara yang mewakili kepentingan terbesar dalam “International Seaborne Trade”, yaitu Argentina, Bangladesh, Brazil, Canada, Perancis, Jerman, India, Belanda, Spanyol dan Swedia.
Indonesia sendiri memiliki kepentingan menjadi anggota Dewan IMO karena letak geografisnya yang sangat strategis.
"Dengan menjadi anggota Dewan IMO, Indonesia bisa memberikan kontribusi bagi terciptanya keselamatan dan keamanan dunia pelayaran internasional," kata Barata.
Indonesia sebagai anggota IMO Council Kategori C mengirimkan delegasi pada Sidang Majelis IMO ke-29 yang terdiri dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, KBRI London, instansi pemerintah terkait, BUMN serta asosiasi terkait lainnya.
Pada Sidang IMO Assembly ke-29 ini, Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan dengan susunan delegasi diantaranya terdiri dari Duta Besar RI London Teuku Thayeb, Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Cris Kuntadi, Staf Ahli Menteri Perhubungan bidang Multimoda Tony Budiono, Utusan Khusus untuk IMO Laksamana (Purn) Marsetio serta perwakilan dari Komisi V DPR RI.