Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akademisi: Keputusan Pemerintah Tolak Bandara Lebak Tepat

Keputusan pemerintah menolak pembangunan Bandara Lebak dinilai sudah tepat mengingat keberadaannya akan menganggu ruang udara area pelatihan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia di Curug, Tanggerang.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, TANGERANG - Keputusan pemerintah menolak pembangunan Bandara Lebak dinilai sudah tepat mengingat keberadaannya akan menganggu ruang udara area pelatihan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia di Curug, Tangerang. 

Yudhi Sari Sitompul, Ketua Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), mengatakan area pelatihan hanya ada tujuh buah, sedangkan lima buah dipakai oleh sekolah penerbangan ini dan sisanya digunakan oleh swasta. 

“Dengan adanya itu [Bandara Lebak], kita akan berkurang [training area], sementara visi saya malah ingin meluluskan 200 pilot per tahun. Dengan adanya ruang udara ini, kita tidak bisa kurangi lagi karena sudah terbatas,” jelasnya, Kamis (25/11/2015).

Terkait dengan proposal pembangunan Bandara Lebak, Direktur Keamanan Penerbangan Kementerian Perhubungan Nasir Usman menambahkan realisasi bandara ini memerlukan kajian komprehensif agar sekolah penerbangan di Curug tidak terganggu.

“Menyiapkan ruang udara untuk rekan dan adik-adik di STPI perlu tempat yang benar-benar aman dan nyaman dari sisi angin juga, serta di bawahnya tidak padat dengan penduduk sehingga tidak mudah,” tegasnya, saat menghadiri Sidang Terbuka Senat Dalam Rangka Wisuda di STPI.

Selain itu, dia mengatakan pemerintah perlu menjaga keberadaan sekolah penerbangan yang berusia 63 tahun ini sebagai aset kebanggaan bangsa. 

Terganjal keterbatasan ruang udara untuk latihan terbang, sekolah penerbangan tertua di Asia Tenggara ini berencana mengajukan permohonan membuka wilayah pelatihan baru kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.

“Kita membutuhkan 12 training area lagi,” tegasnya. STPI mengharapkan ruang udara baru ini dapat dibuka atau dilebarkan hingga Lampung dan Rengat

Saat ini, STPI baru hanya bisa meluluskan 90-120 pilot per tahun. Yudhi mengaku jumlah lulusan ini masih kurang mengingat sekitar 77 pesawat masuk ke Indonesia per tahunnya.

Dari jumlah tersebut, kebutuhan pilot per pesawat sekitar 10 pilot sehingga negeri ini memerlukan setidaknya 770 pilot per tahun.

Menurut Yudhi, Indonesia hanya memiliki 24 sekolah penerbangan yang menghasilkan kira-kira 300 pilot per tahunnya. Oleh sebab itu, dia mengungkapkan lulusan pilot Indonesia masih di bawah kebutuhan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper