Bisnis.com, MAKASSAR - Pemerintah daerah (pemda) diminta untuk dapat membuka pintu lebar dan selektif dalam memilih investasi di daerah.
Presiden Joko Widodo berharap agar investasi yang masuk ke daerah dapat menyerap banyak tenaga kerja.
"Saya mohon investasi daerah dapat dibuka lebar dan dipilih yang meyerap tenaga kerja yang banyak. Buka industri yang manufaktur, investasi padat karya, harus ada nilai tambah. Buat kawasan industri tapi harus selektif," ujarnya saat pembukaan Musyarawah Nasional Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia di Hotel Clarion, Rabu (25/11/2015).
Dia menuturkan bahwa 60% tenaga kerja di Indonesia merupakan lulusan sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menegah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) sehingga industri padat karya merupakan industri yang cocok untuk dapat menyerap tenaga kerja.
"Lapangan kerja investasi padat karya. Apa itu garment, tekstil, sepatu, dan padat karya itu yang dapat menyerap tenaga kerja yang paling banyak," ucapnya.
Oleh karena itu, Jokowi meminta agar perijinan investasi industri dapat dipermudah dan tidak memakan waktu lama.
"Industri padat karya tadi perijinan mudah. Jangan sampai berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Secepatnya diselesaikan," katanya.
Jokowi menegaskan saat ini sudah harus melupakan untuk mengekspor bahan mentah row material dan sumber daya alam.
Indonesia, lanjutnya, seharusnya pernah berjaya karena booming minyak pada 1970. Namun saat itu, Indonesia dinilai tidak bisa membangun pilar yang baik.
"Kita juga punya kesempatan booming kayu yang dijual US$5 setiap kubik, tapi enggak bisa bangun fondasi. Minerba, harga komoditas," ujarnya.
Jokowi menambahkan Indonesia lupa untuk melakukan hilirisasi dan industrilisasi sehingga kedepan industrialisasi ini sangat penting dan harus dilakukan.
"Kalau dulu kita selalu mentah tapi sekarang harus dibuat barang setengah jadi atau jadi terlebih dahulu. Bauksit harus dibuat aluminium dulu sebelum diekspor," tuturnya.