Bisnis.com, JAKARTA – PT Bio Farma (Persero) optimistis dapat mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20% pada tahun depan, ditopang dengan adanya penambahan varian produk ekspor serta peningkatan kapasitas produksi.
Direktur Keuangan Bio Farma Pramusti Indrascaryo mengatakan bahwa izin prakualifikasi yang telah diberikan World Health Organization (WHO) untuk jenis vaksin baru membuat varian produk untuk ekspor bertambah. Untuk itu, pihaknya berencana meningkatkan kapasitas produksi hingga 20% pada tahun depan dari kapasitas saat ini yang berksiar 2,4 miliar dosis per tahun.
“Kami memang akan meningkatkan kapasitas produk yang sudah ada. Selain itu, juga ada produk [yang namanya] Pentabio yang sudah mendapat prakualifikasi dari WHO. Artinya produk itu sudah bisa diekspor. Jadi ini membuat portofolio produk untuk ekspor bertambah,” ujarnya baru-baru ini.
Untuk tahun ini sendiri, produsen vaksin nasional ini optimistis bisa meraih pertumbuhan pendapatan di atas 18%, dengan nilai melebihi Rp2,5 triliun dibanding tahun lalu yang hanya Rp2 triliun. “Kalau untuk laba tahun ini, kami harap bisa capai Rp600 miliar. Ditargetkan tahun depan bisa di atas 20%, baik revenue maupun labanya,” ujarnya, Selasa (24/11).
Dia menjelaskan bahwa dari keseluruhan produksi, 30% dialokasikan untuk pasar lokal dan 70% untuk pasar ekspor dengan sasaran lebih dari 130 negara di seluruh dunia. “Ekspor cukup luas, termasuk untuk ke negara-negara berkembang seperti di Afrika,” katanya.
Dia mengatakan bahwa potensi pasar vaksin global masih sangat besar. Pasalnya, baru ada 200 perusahaan vaksin di dunia untuk memenuhi kebutuhan global. Bio Farma sendiri merupakan satu dari 30 produsen yang telah diakui oleh WHO.