Bisnis.com, BOGOR—Memasuki awal musim hujan, tinggi permukaan air yang terpantau melalui papan duga air di Bendung Katulampa masih fluktuatif. Meski dalam dua minggu terakhir statusnya sempat Siaga I, tetapi kondisi tersebut kini menyurut kembali.
Kepala Jaga Bendung Katulampa Andi Sudirman mengungkapkan, pada cuaca normal, debit air rata-rata mencapai 1000 liter per detik, tetapi ketika puncak musim hujan bisa melonjak menjadi 400.000 liter per detik. Kondisi itu bisa terjadi apabila hujan deras turun secara merata dari hulu Sungai Citarum di kawasan Puncak Bogor, hingga hilir di Jakarta.
“Seminggu terakhir hujan kemarin tinggi air fluktuatif, sempat Siaga I 210 cm tetapi tidak sampai banjir karena hujan cuma terjadi di Puncak. Kalau tidak hujan nani turun lagi,” ujarnya kepada Bisnis.com melalui sambungan telepon, Sabtu (21/11/2015)
Bagi Andi, musim hujan akan menjadi masa sibuk. Pria yang telah bekerja puluhan tahun menjadi Kepala Jaga Bendung Katulampa ini harus selalu siaga menjaga pintu air bendung yang terletak di Bogor tersebut.
Dia wajib memantau pekembangan tinggi muka air setiap jamnya melalui papan duga air. Jika tinggi air di atas 200 cm, maka kondisi arus Sungai Ciliwung yang akan memasuki Jakarta dinyatakan Siaga I.
Informasi itu harus langsung dia teruskan kepada petugas penjaga pintu air yang berada di sepanjang Sungai Ciliwung yang melintasi Depok, hingga Jakarta. Pasalnya, informasi tinggi muka air itu merupakan deteksi dini terhadap banjir yang akan melanda Ibu Kota.
Menurut Andi, debit air yang melintasi bendung yang dibangun sejak 1911 ini akan sampai ke Depok dalam kurun waktu empat hingga lima jam, dan mencapai Jakarta dalam waktu sepuluh hingga 12 jam.
Adapun sejumlah kawasan di Bogor yang waspada banjir antara lain Kampung Bebek, Bantar Jati, dan Ciluar, sementara wilayah di Jakarta yang terdampak banjir antara lain Kalibata, Kampung Melayu, Bidara Cina, Kampung Pulo, dan beberapa kawasan lain.