Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GAP Pangkas Proyeksi Laba 2015

Perusahaan ritel GAP Inc. memangkas proyeksi labanya pada 2015 akibat penguatan dolar AS dan menurunnya penjualan di hampir seluruh kiosnya, terutama pada anak perusahaannya, Banana Republic.
Perusahaan ritel GAP/huffingtonpost
Perusahaan ritel GAP/huffingtonpost

Bisnis.com, CALIFORNIA -- Perusahaan ritel GAP Inc. memangkas proyeksi labanya pada 2015 akibat penguatan dolar AS dan menurunnya penjualan di hampir seluruh kiosnya, terutama pada anak perusahaannya, Banana Republic.

Perusahaan ini melaporkan, penjualan produk pakaian untuk perempuan menjadi yang paling rendah dibandingkan yang lainnya. Padahal, pada  awal tahun, produk untuk perempuan digadang-gadang menjadi salah satu yang paling laris.

Laba bersih GAP tercatat turun menjadi US$248 juta, atau 61 sen per saham, pada kuartal ketiga yang berakhir 31 Oktober. Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini mampu membukukan laba U$351 juta, atau 80 sen per saham.

Akibat pemangkasan target penjualan ini GAP harus merevisi ulang nilai sahamnya dari US$2.75- US$2,80 per lembar saham, menjadi US$2.38- US$2,42 per lembar saham.
.
Penguatan dolar, terutama terhadap yen Jepang dan dolar Kanada, memukul penjualan produknya hingga  US$100 juta pada kuartal ketiga. Sebelumnya perusahaan yang berbasis di California ini telah memperkirakan dampak dari penguatan mata uang Paman Sam tersebut hanya akan memukul pendapatannya hingga US$98 juta.

Hingga November ini,  23% pendapatan dari GAP ini diperoleh dari penjualan bersih di luar Amerika Serikat. Sementara itu, pada kuartal terakhir 2015 ini, penurunan penjualan GAP paling besar disumbangkan oleh produk-produk dari Banana Republic, yang mengalami penurunan 12%. Sementara itu, di induk perusahaan penurunan penjulan di kuartal ini hanya turun 4%

CEO GAP Arthur Peck mengatakan, catatan penjualan perusahaannya sepanjang tahun ini setidaknya sedikit tertopang oleh produk-produk  dengan desain yang unik dan vintage.

Dia menyebut, penggemar segmen pakaian tersebut masih cukup besar dan kuat.Untuk itu, meskipun mengalami penurunan penjualan, Peck menjanjikan akan menambah materi desain pakaian yang akan dijual di musim semi mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper