Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rasio Utang Luar Negeri Nyaris Sentuh Level Waspada, BI Sebut Masih Aman

Bank Indonesia mengklaim posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia akhir kuartal III/2015 yang telah mencapai US$302,4 miliar tersebut masih terindikasi aman.
Ilustrasi/alexedmans.com
Ilustrasi/alexedmans.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mengklaim posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia akhir kuartal III/2015 yang telah mencapai US$302,4 miliar tersebut masih terindikasi aman.

Direktur Eksekutif‎ Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia Hendy Sulistiowati mengatakan terdapat sejumlah indikator yang memperlihatkan posisi ULN Indonesia saat ini masih bisa dikatakan aman.

Pertama, indikator ULN jangka pendek dari total ULN mengalami perbaikan dibanding kuartal sebelumnya di mana posisi ULN jangka pendek pada kuartal III/2015 tercatat 18,6%, menurun dibandingkan kuartal II/2015 yang sebesar 18,7%.

"Posisi ULN jangka pendek pada kuartal III/2015 tercatat 18,6% ini berada di bawah batas aman atau threshold yang sebesar 18,9%. Yang dianggap bahaya kalau melampai 18,9%. Ini nilainya turun artinya membaik," ujarnya dalam acara BI bareng Media (BBM) di Gedung BI, Jumat (20/11/2015).

Indikator kedua yakni melihat posisi ULN terhadap penerimaan transaksi berjalan yang meningkat, seiring dengan turunnya penerimaan transaksi berjalan. Kendati demikian, indikator tersebut masih jauh dari threshold waspada.

Pada kuartal III/2015, ULN terhadap penerimaan transaksi berjalan sebesar 157,7%, mengalani kenaikan dibanding kuartal II/2015 yang senilai 153%.

"Threshold-nya 170,7%. Sekarang kita masih 157,7% masih di bawah batas. Walaupun kita tahu ekspor kita juga menurun," ucap Hendy.

Indikator ketiga yakni posisi ULN terhadap produk domestik bruto yang meningkat tipis seiring tingginya kebutuhan untuk eksternal financing.

Pada kuartal III/2015, posisi ULN terhadap PDB sebesar 34,9%, meningkat dari kuartal II/2015 yang sebesar 34,5%.

Namun, indikator tersebut masih jauh di bawah threshold waspada yang di level 51,1%.

"ULN terhadap PDB itu batasnya 51,1%. Sekarang kita masih 34,9%. Jadi enggak apa-apa dan tidak berbahaya, sepanjang masih di bawah threshold. Selama pembiayaan dalam negeri belum cukup, maka masih perlu dana dari luar‎," katanya.

Indikator yang terakhir yakni posisi ULN jangka pendek terhadap cadangan devisa atau cadev yang menurun namun masih di atas thresshold waspada.

ULN jangka pendek pada kuartal III/2015 terhadap cadev sebesar 181,1% mengalami penurunan dari 190%.

"Cadev terhadap ULN jangka pendek batasnya 150%, kita di 181%. Kalau di bawah batas waspada yang 150% itu yang memburuk. Ini karena cadev kita turun cukup banyak dari kuartal II ke kuartal III/2015. Makanya rasio turun karena cadev turun," tutur Hendy.

Dia menegaskan kondisi ULN saat ini terbilang masih dalam keadaan aman. Pasalnya, posisi ULN terhadap sejumlah indikator berada masih di bawah thresshold.

"Kita lihat masih dibawah treshold. Kalau melampau baru kita tidak aman. Ini menunjukan kondisi kita dimana. Tapi toh enggak ada perusahaan yang dihold, selalu bayar. Kalau financing karena ada yang ekspansi dan pembiayaan baru," terang Hendy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper