Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas: Skema Floating Blok Masela Lebih Ekonomis

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berpendapat bahwa hasil kajian pengembangan liquefied natural gas (LNG) di Blok Masela Maluku dengan skema floating atau mengapung di laut lebih ekonomis dibandingkan skema pengembangan di darat.

Bisnis.com, SURABAYA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) berpendapat bahwa hasil kajian pengembangan liquefied natural gas (LNG) di Blok Masela Maluku dengan skema floating atau mengapung di laut lebih ekonomis dibandingkan skema pengembangan di darat.

Kepala Kelompok Kerja Formalitas SKK Migas, Didik Sasono Setyadi mengatakan dari hasil kajian SKK Migas, biaya pengembangan floating LNG di laut cenderung lebih murah dan efisien. Selain itu secara teknis juga lebih bagus.

Bahkan, katanya, dengan menggunakan cara floating di laut bakal mendorong industri lain di Maluku, seperti industri galangan kapal.

"Kalau dari kajian kami, pengembangan LNG tepatnya berada di laut secara terapung, tapi kalau ada pendapat lain silahkan melakukan perbandingan hasil kajian yang di laut dan yang di darat," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (19/11/2015).

Sebelumnya, SKK Migas telah merekomendasikan skema pengembangan gas di Blok Masela dilakukan secara terapung menggunakan kapal FLNG (Floating Liquid Natural Gas). Namun justru Kementerian Koordinator Kemaritiman berpendapat bahwa skema pengembangan di darat lebih baik karena berpotensi mampu menggerakkan industri-industri lain di Maluku.

Diketahui, Senin 16 November 2015, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga meminta Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk segera merealisasikan skema pengembangan fasilitas gas alam cair di Blok Masela berdasarkan pilihan yang paling cepat dan efisien karena hal tersebut bakal mempengaruhi pendapatan negara.

Kementerian ESDM pun telah memilih konsultan energi dan transportasi independen asal Amerika Serikat Poten and Partners untuk mengkaji ulang skema pengembangan fasilitas LNG Blok Masela. Kajian tersebut ditentukan berakhir pada Desember 2015.

Terkait dengan pernyataan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli, di mana SKK Migas harus melaksanakan UU mengenai penggunaan komponen lokal dalam proses eksplorasi migas, Dedik mengatakan bahwa SKK Migas selama ini memiliki komitmen untuk menggunakan konten lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper