Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS PROPERTI: Meski Ekonomi Lesu, Penjualan Apartemen Semarang Menggembirakan

Satu pelaku usaha menilai Semarang menjadi kota potensial untuk pengembangan bisnis hunian karena daya beli masyarakat yang tinggi. Tak pelak, properti jenis hunian vertikal pun kian bermunculann
Ilustrasi./.JIBI
Ilustrasi./.JIBI

Bisnis.com, JAKARTA— Satu pelaku usaha menilai Semarang menjadi kota potensial untuk pengembangan bisnis hunian karena daya beli masyarakat yang tinggi. Hal ini medorong penjualan properti jenis hunian vertikal kian bermunculan.

Ketua Umum DPD Realestate Indonesia (REI) Jawa Tengah MR Priyanto menuturkan, perkembangan bisnis perumahan di Jawa Tengah cukup menggembirakan. Terbukti, penjualan pada segmen menengah ke atas masih berjalan mulus meski dibayangi kondisi pelemahan ekonomi nasional.

Salah satu kota yang bertumbuh signifikan adalah Semarang. Bisnis properti tidak lagi hanya seputar rumah tapak, tetapi juga hunian vertikal. Kini, Ibu Kota Jawa Tengah memiliki 10 proyek menara apartemen.

“Harga lahan sudah semakin tinggi, sehingga pembangunan sudah mengarah kepada apartemen,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com belum lama ini.

Menurut Priyanto, harga lahan di tengah kota hampir mendekati harga tanah di Jakarta. Di jalur protokol seperti Jalan Pemuda, nilai jual tanah sudah di atas Rp50 juta per m2. Sedangkan area pinggiran seperti Banyumanik konsumen masih bisa membeli dengan harga Rp2 juta per m2.

Area dengan pertumbuhan cukup signifikan selain tengah kota ialah Selatan Semarang, karena tanah masih cukup luas serta kondisi alam seperti udara dan ketersediaan air masih bagus. Koridor barat dan timur juga akan marak  seiring berkembangnya area industri.

Di bagian Barat sampai Selatan ada tiga kecamatan yang dinyatakan sebagai area tadah hujan oleh pemerintah daerah, yaitu Ngaliyan, Mijen, dan Gunung Pati. Karena berfungsi sebagai kawasan penunjang air di Kota Semarang, alokasi tata ruang untuk pemukiman sangat terbatas.

Perumahan pun diwajibkan menggunakan ukuran kavling yang luas, yakni minimal 120 m2, agar masih ada lahan untuk area serapan air hujan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper