Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Songsong MEA 2015, Industri Kreatif Perlu Perhatian Serius

IPMI International Business School menilai pentingnya pemerintah memberi perhatian serius terhadap kalangan generasi muda sebagai penerus bangsa dan agen perubahan dalam menghadapi pemberlakuan pasar bebas ASEAN pada akhir tahun ini.
Ilustrasi/asean.org
Ilustrasi/asean.org

Bisnis.com, JAKARTA - IPMI International Business School menilai pemerintah perlu memberi perhatian serius terhadap kalangan generasi muda sebagai penerus bangsa dan agen perubahan dalam menghadapi pemberlakuan pasar bebas ASEAN pada akhir tahun ini.

Masalah generasi itu menjadi salah satu sorotan dalam seminar bertema IPMI Youth Ignition, Sabtu (14/11/2015), dengan pembicara yakni Hari Santosa Sungkari (Deputi Bidang Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif) dan beberapa pembicara masing-masing, Aditya Chandra Wardhana (pendiri IDEA Group), Kevin Aluwi (Chief Financial Officer Go-Jek), Michelle E. Surjaputra (CEO PT Michelindo Food International), Livi Zheng (produser dan sutradara film Brush with Danger), Gunawan Susanto (Presiden Direktur IBM Indonesia).

Hari Sungkari mengajak anak muda memanfaatkan peluang yang tercipta pasca pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015. Pasalnya, pasar bebas regional membuat pasar produk ekonomi kreatif semakin melebar.

"Indonesia memiliki banyak talenta muda di bidang ekonomi kreatif, dan ini bukanlah industri padat modal melainkan padat kreativitas, seni, budaya dan jiwa kewirausahaan,” ujar Hari Sungkari sebagaimana diungkapkan IPMI dalam rilis, Senin (16/11/2015).

Hari mengemukakan ekonomi kreatif mampu meningkatkan pendapatan negara, terbukti dapat berkontribusi sebanyak 7,06% atau Rp 716 triliun terhadap total produk domestik bruto (PDB) dan membuka lapangan kerja 12 juta orang.

Peningkatan PDB ekonomi kreatif tahun 2014 adalah sebesar 5,81%. Ekonomi kreatif juga kebal dari ancaman gejolak ekonomi dunia.

Ketika krisis finansial global pada tahun 2008 berimbas terhadap perekonomian nasional, lanjut Hari, nilai ekspor minyak dan gas bumi (migas) Indonesia anjlok hingga 40%. Sedangkan nilai ekspor produk yang dihasilkan industri kreatif hanya turun 12%.

"Untuk memacu industri kreatif dapat lebih berperan sebagai lokomotif perekonomian Indonesia, ada empat pilar yang harus bersinergi dalam pengembangan ekonomi kreatif yaitu pemerintah, pengusaha. intelektual, dan komunitas," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yusran Yunus
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper